Pertamina Patra Niaga secara resmi mengumumkan keberoperasian 51 lembaga penyalur BBM Satu Harga, yang dilakukan secara serentak di empat lokasi, termasuk Sorong, Aceh, Nusa Tenggara Timur, dan Kalimantan Tengah pada Jumat (24/1).

Riva Siahaan, Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, menyatakan bahwa BBM Satu Harga adalah tanggung jawab yang diberikan kepada Pertamina, serta kontribusi dalam menyediakan energi di seluruh penjuru Indonesia, termasuk di daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar).

“Ini adalah usaha berkelanjutan untuk mencapai ketersediaan, aksesibilitas, dan keterjangkauan energi bagi masyarakat di seluruh tanah air,” ujar Riva.

Dari tahun 2017 hingga November 2023, Pertamina Patra Niaga telah mengelola 493 lembaga penyalur BBM Satu Harga, dan pada tahun ini, Pertamina menargetkan 573 lembaga penyalur akan beroperasi. Melalui peresmian tersebut, Pertamina berhasil menjalankan 80 dari target 89 lembaga penyalur BBM Satu Harga pada tahun 2023.

Saat ini, Sumatera memiliki 76 titik penyalur BBM Satu Harga, Kalimantan 98 titik, Sulawesi 49 titik, Nusa Tenggara 91 titik, Maluku 73 titik, dan Papua 101 titik, sementara di Jawa dan Bali hanya terdapat 5 titik.

Riva mengakui bahwa distribusi BBM seringkali dihadapkan pada tantangan, seperti tantangan geografis yang memerlukan berbagai moda transportasi sebelum BBM dapat diakses oleh masyarakat. Ia berharap bahwa distribusi BBM Satu Harga dapat mendukung kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor ekonomi.

“Pertamina Patra Niaga bangga karena manfaat dari ketersediaan BBM yang terjangkau sangat dirasakan oleh masyarakat,” katanya.

Empowering Regions: The Impact of Affordable Fuel Distribution on Local Economies

Lebih lanjut, Riva menyampaikan apresiasi kepada Kementerian ESDM, BPH Migas, pemerintah daerah, dan semua pihak terkait atas kerjasama yang memastikan penyaluran BBM Satu Harga berjalan secara berkelanjutan. Hal ini bertujuan untuk mewujudkan energi yang adil.