Polemik seputar proses “dikuningkan” Gibran Rakabuming Raka dalam Partai Golkar telah menjadi sorotan tajam dalam dunia politik Indonesia. Politikus Partai Golkar, Nusron Wahid, membantah adanya tekanan atau penawaran kepada Gibran, sementara PDIP merasa bahwa ia telah resmi “dikuningkan.”
Mari kita lihat lebih dalam mengenai perkembangan dan perspektif yang melatarbelakangi kontroversi ini.
PDIP dan Golkar Berseteru: Gibran, Calon Wakil Presiden yang Terpinggirkan
Politikus Partai Golkar, Nusron Wahid, menyatakan bahwa hingga saat ini, belum ada langkah konkrit dalam proses pembinaan Gibran Rakabuming Raka sebagai kader partai mereka atau dalam istilah populernya, ‘dikuningkan’.
Pernyataan ini dilontarkan Nusron sebagai tanggapan terhadap pernyataan Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto.
Nusron dengan tegas mengklaim bahwa pihaknya tidak pernah melakukan tekanan atau memberikan tawaran kepada Gibran untuk bergabung dengan Partai Golkar. Ia menegaskan bahwa fokus utama mereka saat ini adalah pada persiapan dan strategi untuk memenangkan Pemilihan Presiden 2024.
“Proses penguningan Mas Gibran belum ada, dan kami tidak pernah memaksa atau menawarkan,” ujar Nusron pada hari Senin.
Meskipun demikian, Nusron yakin bahwa Gibran memiliki pemahaman yang baik mengenai apa yang terbaik bagi dirinya. Nusron bahkan menyebut bahwa Gibran adalah milik kalangan pemuda dan seluruh rakyat Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut, Nusron menyampaikan sindiran kepada Hasto terkait pernyataan yang menyebut Gibran sudah ‘dikuningkan’. Ia berpendapat bahwa orang-orang dengan latar belakang politik yang berbeda seharusnya lebih memahami aspek-aspek politik yang menjadi ciri khas masing-masing.
“Orang dengan latar belakang merah seharusnya lebih paham soal merah, begitu pula dengan yang beraliran kuning seharusnya lebih memahami aspek kuning,” tutur Nusron, yang juga menjabat sebagai Ketua Bidang Koordinator Pemenangan Pemilu Golkar.
Gibran dan Golkar: Kontroversi yang Mengguncang Panggung Politik
Di pihak lain, Ketua DPP Partai Golkar, Maman Abdurahhman, menegaskan bahwa partainya siap membuka pintu lebar-lebar bagi Gibran jika ia berminat untuk bergabung dengan Partai Golkar. Maman memastikan bahwa Partai Golkar siap menerima siapa pun yang dengan sungguh-sungguh ingin memberikan kontribusi tanpa pandang bulu.
Sebelumnya, Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, telah mengungkapkan bahwa Gibran Raka tidak lagi dianggap sebagai bagian dari keluarga besar PDI Perjuangan setelah ia dipilih sebagai calon wakil presiden yang akan mendampingi calon presiden Prabowo Subianto.
Hasto bahkan menerima telepon dari Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, yang memberitahukan bahwa Gibran sudah resmi ‘dikuningkan’.
“Kami telah menerima telepon dari Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto yang menyatakan bahwa Mas Gibran ini telah ‘dikuningkan’. Oleh karena itu, dengan ikut serta dalam kandidasi bersama Prabowo, ia tidak lagi dianggap sebagai bagian dari keluarga PDIP,” ujar Hasto di Mataram, NTB, pada hari Minggu.
Gibran Rakabuming Raka dan Golkar: Proses “Dikuningkan” yang Menjadi Sorotan
Peran dan keputusan Gibran dalam dinamika politik Indonesia akan terus menjadi perbincangan hangat dalam beberapa tahun ke depan. Meskipun begitu, penting untuk diingat bahwa politik adalah ranah yang selalu berubah, dan hubungan antara pemimpin dan partai politiknya selalu menjadi sorotan.
Seperti yang diungkapkan Nusron, “Proses penguningan Mas Gibran belum ada,” tetapi waktu akan memberikan jawaban yang lebih pasti mengenai peran politik Gibran dan Partai Golkar dalam waktu yang akan datang.