Partai Demokrat secara tegas menutup pintu terhadap kemungkinan kerjasama antara Anies Baswedan dan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar, dalam Pilpres 2024. Dalam sebuah pernyataan resmi, Partai yang dipimpin oleh Agus Harimurti Yudhoyono menegaskan bahwa isu ini, termasuk rencana deklarasi, sudah bukan lagi menjadi fokus mereka. Simak bagaimana perkembangan terbaru ini mempengaruhi dinamika politik nasional.
Partai Demokrat Menegaskan Sikapnya Terhadap Pilpres 2024
Partai Demokrat menolak untuk memberikan tanggapan lebih lanjut mengenai kolaborasi antara Anies Baswedan dan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar, dalam Pilpres 2024. Partai yang dipimpin oleh Agus Harimurti Yudhoyono menyatakan bahwa hal ini, termasuk rencana deklarasi, bukan lagi menjadi perhatian dari Partai Demokrat.
Andi Mallarangeng, Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat, mengungkapkan pandangan ini setelah partai secara resmi mencabut dukungan mereka terhadap Anies Baswedan.
“Kami sudah tidak peduli, ini bukan lagi menjadi urusan kami,” kata Andi Mallarangeng di Puri Cikeas, Jawa Barat, pada Jumat (1/9).
Sebelumnya, PKB bersama NasDem telah merencanakan untuk secara resmi mendeklarasikan dukungan mereka kepada pasangan Anies dan Cak Imin di Surabaya, Jawa Timur, pada Sabtu (2/9).
Polrestabes Surabaya juga telah menerima pemberitahuan mengenai acara yang akan diadakan oleh DPP Partai NasDem di sebuah hotel di Surabaya pada Sabtu (2/9).
Namun, Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pasma Royce, tidak memberikan penjelasan apakah acara tersebut terkait dengan rencana deklarasi calon presiden Anies Baswedan dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. Ia hanya menyatakan bahwa surat tersebut hanya berkaitan dengan konsolidasi Pemilu oleh NasDem.
PKB dan NasDem Deklarasi Dukungan, Demokrat Cabut Dukungan untuk Anies
Sementara itu, melalui rapat Majelis Tinggi Partai Demokrat di Puri Cikeas pada Jumat (1/9), Demokrat memutuskan untuk mencabut dukungan mereka terhadap Anies Baswedan dalam Pilpres 2024.
Keputusan ini diambil karena Demokrat merasa telah dikhianati oleh Anies dan NasDem, yang secara sepihak memutuskan bahwa Cak Imin akan menjadi calon wakil presiden Anies.
Susilo Bambang Yudhoyono, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, mengatakan bahwa partainya masih memerlukan waktu untuk menentukan sikap mereka setelah kasus pengkhianatan yang melibatkan Anies.
Ia menyatakan bahwa mereka tidak ingin terburu-buru dalam mengambil keputusan. SBY berpendapat bahwa keputusan penting seperti ini seharusnya tidak diambil dalam situasi yang tidak tenang atau tertekan. Oleh karena itu, ia tidak dapat memastikan kapan keputusan akan diambil.
Partai Demokrat Tutup Pintu Terhadap Duet Anies Baswedan dan Cak Imin di Pilpres 2024
Meskipun PKB dan NasDem telah merencanakan deklarasi dukungan resmi untuk Anies Baswedan dan Cak Imin, Partai Demokrat dengan tegas menolak terlibat dalam pembicaraan tersebut. Sikap ini diambil setelah Demokrat merasa dikhianati oleh Anies dan NasDem yang secara sepihak memutuskan bahwa Cak Imin akan menjadi calon wakil presiden Anies.
Dalam rapat Majelis Tinggi Partai Demokrat, keputusan untuk mencabut dukungan terhadap Anies Baswedan di Pilpres 2024 resmi diambil. Susilo Bambang Yudhoyono, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, menjelaskan bahwa partai mereka membutuhkan waktu untuk menentukan langkah selanjutnya, dan keputusan besar seperti ini tidak boleh diambil dalam situasi yang terburu-buru.
Maka, sementara PKB dan NasDem bergerak maju dengan rencana mereka, Partai Demokrat mempertimbangkan dengan hati-hati langkah politiknya di masa depan.