SoftBank Vision Fund, pemegang saham GoTo, telah mengajukan tuntutan hukum terhadap media sosial IRL atas dugaan pemalsuan data pengguna yang diduga dilakukan oleh perusahaan. Tuntutan ini diajukan di pengadilan federal San Francisco, Amerika Serikat, dengan tuduhan bahwa IRL secara sengaja menggelembungkan angka aktivitas pengguna untuk menarik minat investor, termasuk SoftBank.
Skandal pemalsuan data ini membuat banyak pertanyaan muncul tentang ketelitian SoftBank dalam pengambilan keputusan investasi di startup, terutama setelah SoftBank menerima angka pengguna dari pihak ketiga yang jauh lebih rendah dari yang diumumkan oleh IRL.
Keputusan ini berdampak besar, karena SoftBank telah menginvestasikan 150 juta dolar AS di IRL melalui Vision Fund. Kasus ini semakin terungkap ketika Komisi Perdagangan Saham AS (SEC) memulai penyelidikan terhadap IRL pada akhir tahun 2022, dan akhirnya CEO IRL dipecat dan perusahaan dibubarkan pada April 2023.
SoftBank, yang telah beberapa kali terjebak dalam kesalahan investasi besar sebelumnya, melaporkan kerugian sebesar 32 miliar dolar AS selama tahun fiskal yang berakhir pada Maret 2023. Portofolio SoftBank Vision Fund di Indonesia juga menjadi perhatian, dengan kehadiran perusahaan-perusahaan seperti Tokopedia, GoTo, Grab, dan lainnya dalam daftar investasinya.
Skandal SoftBank Vision Fund: Tuntutan Pemalsuan Data IRL
Pemegang saham GoTo, SoftBank Vision Fund, mengajukan tuntutan terhadap perusahaan media sosial IRL. IRL dituduh melakukan pemalsuan data pengguna untuk menarik investor memberikan pendanaan, termasuk SoftBank.
Tuntutan terhadap IRL diajukan oleh SoftBank Vision Fund di pengadilan federal di San Francisco, Amerika Serikat. SoftBank menuduh IRL melakukan manipulasi terhadap data kinerja perusahaan dengan membesarkan angka aktivitas pengguna.
Menurut tuntutan tersebut, IRL berhasil mengumpulkan jutaan dolar AS dari beberapa investor berkat manipulasi angka tersebut.
Media sosial IRL diluncurkan pada bulan April 2021 dan mendapat sorotan sebagai salah satu aplikasi media sosial untuk Generasi Z dengan pertumbuhan yang pesat.
SoftBank menyatakan bahwa keputusan mereka untuk berinvestasi di IRL didasarkan pada pandangan bahwa perusahaan tersebut memiliki beban rendah dan jumlah pengguna aktif yang tinggi, sehingga memiliki potensi untuk berkembang pesat dan menjadi viral seperti Facebook dan Twitter.
Pada bulan Mei 2021, hanya sebulan setelah peluncurannya, SoftBank menginvestasikan 150 juta dolar AS di IRL melalui Vision Fund. Mereka membeli saham senilai 125 juta dolar AS dari perusahaan dan saham senilai 25 juta dolar AS dari pemegang saham sebelumnya, termasuk CEO IRL Abraham Shafi, Noah Shafi, dan Yassin Aniss.
Implikasi Tuntutan SoftBank Terhadap Etika Startup dan Kepercayaan Investor
Namun, menurut tuntutan, angka pengguna aktif sebesar 12 juta yang diklaim oleh IRL ternyata tidak benar. IRL mengisi platform mereka dengan akun palsu (bots) untuk menciptakan kesan keramaian guna “memperdaya para investor.”
Penipuan yang dilakukan oleh IRL semakin terungkap ketika Komisi Perdagangan Saham AS (SEC) mulai menyelidiki IRL pada akhir tahun 2022. Pada bulan April 2023, CEO IRL Abraham Shafi dipecat dan perusahaan IRL dibubarkan pada bulan Juni.
Gugatan terhadap IRL membuat banyak orang mempertanyakan ketelitian SoftBank dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi di startup. Bahkan, SoftBank telah menerima informasi angka pengguna IRL dari pihak ketiga yang jauh di bawah angka yang diumumkan oleh manajemen IRL.
Namun, perwakilan SoftBank dengan mudah menerima penjelasan dari Abraham Shafi bahwa angka yang diberikan oleh pihak ketiga “jelas-jelas tidak akurat.”
SoftBank sudah beberapa kali terjebak dalam kesalahan besar karena memberikan investasi besar pada startup yang bermasalah. Sebelumnya, perusahaan modal ventura yang dipimpin oleh Masayoshi Son ini telah mengalami kerugian besar akibat investasinya di perusahaan co-working WeWork dan bursa kripto FTX.
Menurut laporan CNBC International, SoftBank Vision Fund mengalami kerugian sebesar 32 miliar dolar AS sepanjang tahun fiskal yang berakhir pada 31 Maret 2023.
Selain berinvestasi di Tokopedia, SoftBank Vision Fund juga merupakan salah satu pemegang saham GoTo setelah Tokopedia melakukan merger dengan Gojek. Selain itu, SoftBank Vision Fund juga memiliki sejumlah perusahaan lain dalam portofolionya yang beroperasi di Indonesia, seperti Grab, e-Fishery, Funding Societies (Modalku), OYO, Carro, dan Advance Intelligences.
Skandal Pemalsuan Data IRL: SoftBank Vision Fund Gugat Media Sosial IRL
Penting bagi otoritas pengawas dan badan regulasi untuk meningkatkan pengawasan dan penegakan hukum terhadap perusahaan yang terlibat dalam kegiatan yang merugikan para investor dan pemangsaan dana. Secara kolektif, industri startup dan investor perlu berkomitmen untuk mendorong etika yang kuat, akuntabilitas yang tinggi, dan transparansi dalam melaksanakan bisnis mereka.
Hanya dengan langkah-langkah ini, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan menguntungkan bagi perkembangan startup dan ekosistem bisnis secara keseluruhan.