MEMO,JAKARTA: Dalam kisah haru yang dipersembahkan oleh film terbaru “Saat Berhenti di Sini,” Prilly Latuconsina menghadirkan dramatisasi cinta dan kehilangan yang menggugah.
Film ini tidak hanya memikat hati penonton dengan alur cerita yang mengharukan, tetapi juga menghadirkan teknologi Augmented Reality yang membingungkan batas antara dunia nyata dan maya.
Saksikan Drama Romantis Prilly Latuconsina dalam Film ‘Saat Berhenti di Sini
Film “Saat Berhenti di Sini” telah ditayangkan di bioskop sejak 28 Juli 2023 dan tengah menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat.
Karya sinematografi ini yang digarap oleh sutradara Umay Shahab berhasil menarik perhatian penonton berkat alur ceritanya yang sangat mengena di hati.
Teknologi Augmented Reality dalam Film: Antara Cinta dan Kenyataan
Film ini merupakan proyek kedua yang dihasilkan oleh Umay Shahab, setelah sebelumnya sukses menghadirkan “Kukira Kau Rumah” pada tahun 2022. Produksi film ini dikerjakan oleh Sinemaku Pictures bekerja sama dengan Legacy Pictures, menciptakan kolaborasi yang harmonis.
Dalam film ini, para penonton disuguhkan dengan kehadiran sejumlah bintang terkenal seperti Prilly Latuconsina, Bryan Domani, Refal Hady, dan masih banyak lagi. Berikut adalah ringkasan dari cerita yang dibintangi oleh Prilly Latuconsina, yang telah saya susun berdasarkan dari berbagai sumber.
Sinopsis dari “Saat Berhenti di Sini” mengisahkan tentang kehidupan seorang desainer grafis bernama Anindita Semesta. Dita, panggilan akrabnya, tanpa sengaja bertemu dengan seorang arsitek bernama Edison Kartasasmita dan mereka pun memulai hubungan yang berangsur-angsur berkembang.
Tak terasa, hubungan cinta di antara mereka pun telah berjalan selama 4 tahun. Namun, suatu ketika, Dita merasakan bahwa hubungan mereka hanya berputar di tempat dan timbul rasa ketidakpuasan. Konflik pun tak terhindarkan, tetapi ironisnya, nasib berkata lain saat Edison mengalami kecelakaan mobil yang berujung pada kematiannya.
Peristiwa tragis tersebut membuat Dita diliputi perasaan bersalah dan kesedihan yang mendalam. Dua tahun berlalu, Ifan Randuwana, sahabat masa kecil Dita, menjelma menjadi pendamping hati Dita, berusaha bersama-sama memulai lembaran kehidupan yang baru. Ifan sendiri telah lama menyimpan perasaan terhadap Dita sejak mereka masih duduk di bangku SMA, dan kini dia berupaya keras membantu Dita melupakan masa lalunya.
Ketika Dita mulai merangkak menuju penerimaan terhadap kenyataan, sebuah hadiah terakhir dari Edison datang kepada Dita. Yaitu, sebuah kacamata dengan teknologi Realitas Tertambah (Augmented Reality) yang diberi nama ‘LOOK’.
Teknologi tersebut memungkinkan Dita untuk “berinteraksi” kembali dengan sosok Edison. Bahkan, pada suatu titik, batas antara kenyataan dan dunia maya menjadi kabur bagi Dita.