MEMO,Jakarta: Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyiapkan anggaran sebesar Rp8 triliun untuk meluncurkan program bantuan bahan pokok guna memberikan sokongan kepada masyarakat yang terdampak ketidakmampuan ekonomi.
Program ini dijadwalkan akan berlangsung dari Oktober hingga Desember 2023 sebagai respons terhadap potensi musim kemarau panjang akibat pengaruh El Nino.
Kementerian Perdagangan Berencana Luncurkan Program Bantuan Bahan Pokok pada Oktober
Kementerian Perdagangan (Kemendag) merencanakan untuk mengalokasikan dana sebesar Rp8 triliun dalam rangka menjalankan program bantuan bahan pokok kepada warga yang berada dalam kondisi ekonomi yang kurang mampu.
Langkah ini diambil sebagai langkah preventif menghadapi kemungkinan musim kemarau yang panjang, yang dapat diakibatkan oleh efek dari fenomena El Nino.
Mengantisipasi Kemarau Akibat El Nino, Zulkifli Hasan Ungkap Rencana Pemerintah
Menteri Perdagangan RI, Zulkifli Hasan, mengungkapkan, “Rencananya kami akan meluncurkan sebuah program yang akan memberikan bantuan berupa bahan pokok kepada masyarakat yang membutuhkan. Program ini dijadwalkan akan diimplementasikan mulai bulan Oktober dan akan berlangsung hingga Desember 2023.” Penjelasan ini ia sampaikan dalam sebuah pernyataan pada Jumat (4/8/2023).
Zulkifli menjelaskan bahwa pada saat ini persediaan bahan pangan di berbagai pasar masih dalam kondisi yang mencukupi. Selain itu, laju inflasi hanya mencapai angka sekitar tiga persen.
“Tepat pada tanggal 2 Agustus 2023 yang lalu, kami telah mengadakan suatu rapat yang membahas mengenai ketersediaan beras, ini merupakan suatu persiapan yang kami lakukan dengan sungguh-sungguh. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa tidak akan ada kendala terkait dengan ketersediaan bahan pokok,” jelas Zulkifli.
Lebih lanjut, Zulkifli menyampaikan bahwa akibat dari fenomena El Nino, diperkirakan bahwa harga dari sejumlah komoditas pangan akan mengalami kenaikan. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia telah menyusun rencana untuk memberikan bantuan bahan pokok dengan total anggaran sebesar Rp8 triliun.
