MEMO, Pamekaasan: Kontroversi mewarnai acara perpisahan siswa tingkat PAUD hingga SMA belakangan ini, yang menciptakan kekhawatiran bagi para orang tua.
Dalam acara yang semestinya menjadi momen berkesan, penggunaan pakaian toga dan atribut wisuda mahasiswa di perguruan tinggi menjadi sorotan. Orang tua mengeluhkan biaya yang harus mereka keluarkan untuk acara tersebut.
Namun, respon dari pemerintah dan pihak sekolah pun tidak tinggal diam. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI, Nadiem Anwar Makarim, serta Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pamekasan, Akhmad Zaini, memberikan tanggapan dan imbauan mengenai pelaksanaan acara perpisahan siswa.
Reaksi Menteri Pendidikan terhadap Keluhan Orang Tua tentang Biaya Acara Perpisahan Siswa
Akhir-akhir ini, banyak orang tua mengungkapkan kekhawatiran mengenai acara perpisahan siswa mulai dari tingkat PAUD hingga SMA yang mirip dengan wisuda mahasiswa di perguruan tinggi, lengkap dengan toga dan atribut lainnya.
Kritik-kritik tersebut diutarakan melalui kolom komentar akun Instagram Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI, Nadiem Anwar Makarim.
Orang tua mengeluhkan tentang biaya yang harus dikeluarkan untuk acara tersebut.
Alasan Pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Pamekasan Meminta Acara Perpisahan Siswa Dilakukan dengan Simplicity
Menyikapi hal ini, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pamekasan, Akhmad Zaini, mengimbau agar acara perpisahan siswa PAUD hingga SMP di wilayahnya dilakukan dengan sederhana.
“Karena penggunaan pakaian toga seharusnya hanya diperuntukkan bagi mahasiswa yang telah menyelesaikan studi di perguruan tinggi,” ucapnya pada Senin (19/6/2023).
Menurut Zaini, pihaknya meminta kepada sekolah untuk tidak mengadakan acara perpisahan yang membebani orang tua siswa, termasuk kegiatan rekreasi.