Jakarta, Memo
Pandemi COVID-19 menjadikan perekonomian Indonesia terpuruk. Kementerian Keuangan memprediksi pertumbuhan ekonomi nasional tahun ini hanya akan berkisar antara minus 0,4 persen hingga 1 persen.
Akibatnya, pengangguran serta kemiskinan meningkat. Menurut perhitungan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), tingkatan kemiskinan berkembang menjadi 10,63 persen.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan, paling tidak akan ada penambahan jumlah penduduk miskin sampai 4 juta orang bila pemerintah tidak melaksanakan intervensi lewat program perlindungan sosial.
Dengan demikian, total penduduk miskin diproyeksi akan bertambah dari 24,79 juta orang menjadi 28,7 juta orang.
“Tanpa intervensi, tingkatan kemiskinan dapat capai 10,63 persen, dari 24 juta jadi 28 juta,” ucap Suharso kala rapat dengan Komisi XI DPR RI, Senin (22/6).
Bersumber pada data Badan Pusat Statistik (BPS) pada September 2019 lalu, tingkatan kemiskinan tercatat sebesar 9,22 persen atau sebanyak 24,79 juta warga.
Suharso juga berharap, dengan intervensi yang dilakukan pemerintah selama masa pandemi diharapkan jumlah penduduk miskin baru tidak akan mencapai 4 juta orang. Dia berharap penambahan dapat ditekan sekitar 1,2 juta sampai 2,7 juta orang.
Kenaikan angka kemiskinan tersebut diakibatkan kegiatan ekonomi masyarakat yang terhenti akibat pandemi COVID-19. Tidak dapat dipungkiri bahwa pandemi ini menimbulkan banyak pengangguran baru serta penyusutan pendapatan masyarakat sehingga jumlah angka kemiskinan juga ikut naik.