Nganjuk. MEMO.co.id
Penyakit demam berdarah ( DB ) kian mengganas di Nganjuk. Telah memakan korban beberapa nyawa. Disayangkan, Dinas Kesehatan ( Dinkes ) cuek tidak menanggapi dan terkesan membiarkan. Hal demikian dikhawatirkan Nganjuk bakal pada situasi kondisi luar biasa ( KLB ).
Fogging ( penyemprotan dan pengasapan ) yang dilakukan Dinkes tidak begitu banyak membantu bisa mengentas keadaan demikian. Terbukti ada beberapa korban nyawa melayang dan beberapa Puskesmas dan RSUD yang ada di Nganjuk sarat dengan dengan penderita DB silih berganti. Seperti yang terjadi pada satu korban DB yang meninggl dunia. Yakni putra anggota Polwan Polres Nganjuk yang rumahnya di Kelurahan Kauman, Kecamatan Kota Nganjuk.
Beberapa desa yang lain di beberapa kecamatan, seperti Loceret, Pace, Berbek dan Lengkong serta Jatikalen, juga terserang DB. Sejauh ini, Dinkes belum mengantisipasi dengan cepat. Padahal BPDB Nganjuk, saat ada bencana alam atau kejadian yang membahayakan masyarakat cepat tanggap. Mungkinkah Dinkes tetap membiarkan hal demikian. Sehingga Nganjuk berstatus KLB ?
Pada hari Kamis ( 3/3 ) kemarin, Lembaga Kajian Hukum dan Perburuhan ( LKHP ) Jatim yang berkantor di Nganjuk kirim surat ke DPRD Nganjuk untuk minta hearing ( dengar-pendapat ) terkait dengan kejadian DB yang menyerang daerah Nganjuk.
“ Melihat keadaan seperti ini, Dinkes Nganjuk cuek dan membiarkan kejadian tersebut berlarut-larut. Sehingga banyak korban meninggal akibat DB tersebut, “ ujar Dr ( Can ) H WP Djatmiko, SH, MH, MSc, ketua LKHP Jatim, Senin ( 7/3 ) sore.
Kami minta pertanggungjawaban dengan Dinkes selaku instansi yang menangani soal pergerakan DB. “ Jika saja Dinkes tetap membiarkan, lewat DPRD Nganjuk, kami akan minta ke Bupati untuk segera meneliti sejauh mana SDM orang Dinkes, kepeduiliannya terhadap tufoksinya, “ tutur WP Djatmiko. Kalau Nganjuk sampai pada situasi KLB, maka sebagaian dari warga Nganjuk, terutama anak usia sekolah bakal jadi korban DB.
Selain itu, lanjutnya, setiap laporan dari masyarakat tentang adanya penyebaran DB di lingkungannya, Dinkes cuek tidak menanggapi. “ Terus tugas dan tanggungjawabnya apa. Masak hanya giat dalam menerima gajian saja, tanpa mempedulikan keluhan masyarakat, “ tuturnya.
Sementara itu, Sugeng, Kepala Dinkes Kabupaten Nganjuk sampai berita ini naik cetak belum bisa di konfirmasi, phonselnya tidak aktif. Sedang surat permintaan hearing LKHP dengan DPRD sudah masuk dalam agenda dan akan dilaksanakan pada minggu depan. Namun sejak awal kejadian DB menyerang pada warga, Dinkes sudah melakukan fogging ke beberapa titik sasaran. Namun karena hanya beberapa desa saja, sehingga aktivitas tersebut bagaikan menabur garam di laut. Virus DB tetap merajalela di beberapa Kecamatan. ( teguh )