Kasus klaster perkantoran lain, yang perlu diwaspadai, saat masuk pertama , paska liburan lebaran Hari raya idul Fitri nanti. Ketika masuk kantor, dipastikan semua karyawan benar benar menjaga protokol kesehatan, agar tidak ada lagi klaster perkantoran, yang muncul setelah Lebaran nanti.
Klaster Taraweh
Soal klaster tarawih , Siti menuturkan, bahwa kasus tersebut terjadi di Banyumas. Terdapat 51 pasien Covid-19 yang kesemuanya itu berasal dari jamaah dua masjid yang melangsungkan salat tarawih bersama.
“Pada klaster tarawih, itu ditemukan di Banyumas bahwa ada 51 orang terpapar Covid-19 setelah pelaksanaan salat tarawih. 51 orang ini salat tarawih di 2 masjid yang berbeda dan terpapar setelah satu jamaah yang ternyata positif Covid-19 tetap pergi ke masjid,” tutur Siti.
Satu orang yang sedang sakit tersebut, Siti menambahkan, tetap pergi ke masjid. Padahal aturannya, mereka yang sakit tidak boleh bertemu dengan orang lain apalagi berkerumun.
Klaster Buka Puasa Bersama
Saat Ramadhan ini pun muncul klaster buka bersama atau bukber. Aktivitas ini sejatinya sangat rentan terpapar Covid-19 karena berkerumun dengan orang lain, makan bersama yang otomatis tidak menggunakan masker dengan jarak yang kadang tidak diperhatikan.
“Perhatikan protokol kesehatan. Pada prinsipnya, makan bersama menjadi faktor penyebaran virus Covid-19 dan ini tentunya yang tidak kami inginkan,” tambah Siti.
Klaster Mudik
Terkait dengan klaster mudik, kasus ditemukan di Pati. Sedangkan klaster takziah dilaporkan terjadi di Semarang. “Kami tak pernah bosan mengingatkan masyarakat untuk patuhi prokes sebagai upaya pencegahan. Batasi mobilitas jika itu tidak terlalu mendesak dan pastikan tetap disiplin menjalankan prokes,” tutup Siti.
Siti menjelaskan, temuan klaster baru ini mengkhawatirkan karena memungkinkan terjadinya super spreader. “Ini karena peningkatan kasus Covid-19 hanya dalam waktu singkat dikarenakan terjadinya interaksi sekaligus tidak dijalankannya protokol kesehatan dengan benar,” jelas Siti.
5 Klaster Covid 19 Jelang Ramadhan dan Hari Raya ini, harus tetap menjadi perhatian semua lapisan masyarakat. Memutus mata rantai penularan Covid 19, bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, namun, semua kelompok masyarakat.