Beberapa pemilik akun facebook, memberikan komentar tentang asal muasal bantuan mi ayam dalam kemasan cup, berasal dari luar Nganjuk. Banyak bantuan yang dikirimkan ke Posko Bantuan Bencana Alam Tanah Longsor di Desa Ngetos , Nganjuk. Namun, data pengirim di Posko Ngetos, sulit diperoleh, kecuali pihak pihak berkepentingan, yang akan menyelidiki keracunan itu.
Beredar Foto Cup Mi Ayam
Akun Facebook Pusat Krisis Kesehatan Regional Jawa Timur, Ppk Reg Jatim, memposting beberapa korban keracunan makanan mie ayam kemasan cup, di kamar perawatan Puskesmas/ rumah sakit daerah Nganjuk. Beberapa korban masih lunglai dan berbaring di puluhan kamar perawatan timm medis.
Dalam unggahan tersebut, Ppl Reg Jatim, juga mempublish jumlah korban yang dirawat akibat keracunan makanan berupa mi ayam instan. Kemasan mie ayam instan itu, berwarna putih. Tampak dalam postingan tim penanggulangan krisis kesehatan tersebut, juga menscreenshot kemasan lengkap dengan merk mie ayam .
44 Korban di Rumah Sakit
Sebanyak 44 korban keracunan mie ayam instan yang dikemas dalam cup warna putih itu, masih dilakukan perawatan intensif oleh tim medis. Sebagian, masih merasakan mual dan pusing pusing. Bahkan, sebgaian lagi, khususnya yang dilarikan ke RSUD Nganjuk, harus mengalami perawatan intensif, karena kondisinya sangat lemah.
Hinga Jumat, siang ini, tim medis masih merawat secara intensif. Beberapa korban lain, sudah bisa berbicara dengan ditunggui keluarga korban. Namun, belum diperoleh informasi apakah hari ini juga, korban yang sudah pulih dan sehat, bisa diperbolehkan kembali ke pengungsian.
Makan Malam Jam 23.45
Informasi yang dihimpun Memo.co.id, kejadiannya sekitar 23.45, setelah mereka mamakan mi ayam dalam kemasn yang dikirim dari Posko . Mie kemasan cup itu adalah bantuan sosial dari luar daerah. Namun, belum diperoleh keterangan pasti, bantuan makanan dari pemerintah daerah atau dari relawan yang peduli dengan peristiwa tersebut.
Peristiwa keracunan massal yang dialami oleh para pengungsi tersebut, diketahui terjadi tadi malam, Kepala Desa NGetos Warno sudah melakukan koordinasi dengan pihak pimpinan Forkominfo, untuk menangani peristiwa keracunan itu. PIhaknya berharap, ada langkah cepat dari semua tim, untuk menghindari kejadian kejadian yang tiudak diinginkan.