Ditekankan juga oleh Yuangga secara blak blakan konsisten menolak politik dinasty. ” Birokrasi Nganjuk sudah kronis. Ini perlu pimimpin yang bisa bernurani kerakyatan ,” ucapnya .
Ditanya pasangan AG-1 yang sudah inten melakukan pendekatan atau konsolidasi menurut dia belum berpikir kearah sana. ” Untuk urusan pasangan nanti melalui proses tahapan. Semua yang menilai dan menentukan pasangan sepenuhnya kewenangan DPP,” imbuhnya.
Sementara disampaikan Edi Santoso selaku ketua penjaringan calon (TPC) semua bakal calon yang masuk ke gerbong hanura akan diperlakukan sama. Tidak terkecuali ketua partai tetap diseleksi. Mulai verifikasi berkas sampai survey. ” Partai kami bersikap adil tidak berlaku sistem skala prioritas. Semua bakal calon wajib mentaati prosedur pencalonan,” tegas Edy.
Sekedar diketahui jumlah bakal calon yang masuk gerbong partai hanura sampai dead line pendaftaran ditutup pada pukul 24.00 WIB hari ini (31/7) ada empat nama balon. Dari empat balon tersebut tiga diantaranya mencalonkan AG 1 yatu Suryo Alam, Sutrisno, dan Desy Natalya Widya. Sementara Yuangga sendiri memilih mencalonkan diporsi wakik bupati. (adi)