Pemilihan presiden (Pilpres) di Indonesia menjadi sorotan media internasional, terutama setelah Anies Baswedan menunjuk Muhaimin Iskandar sebagai pasangan calon wakil presidennya. Keputusan ini mengundang berbagai reaksi dan pertanyaan seputar aliansi politik.
Namun, apa yang mungkin tidak terlihat dari permukaan adalah strategi Anies dalam membangun dukungan dari berbagai segmen masyarakat, terutama di kalangan umat Islam moderat. Mari kita telaah langkah-langkah penting dalam perjalanan politiknya.
Keputusan Sensasional Anies Baswedan dalam Pilpres RI 2023
Media asing kembali memberikan perhatian kepada pemilihan presiden (Pilpres) di Indonesia. Kali ini, sorotan tertuju pada Anies Baswedan yang telah menunjuk Muhaimin Iskandar, yang lebih dikenal sebagai Cak Imin, sebagai pasangan calon wakil presidennya.
The Diplomat menulis dengan judul “Anies Baswedan Pilih Kepala Partai Islam sebagai Pasangan Calon Presiden”. Keputusan Anies ini membuat banyak pihak terkejut, terutama karena Cak Imin adalah seorang politikus dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
“Pengumuman dari Anies mengejutkan banyak orang, mengingat bahwa PKB yang dipimpin oleh Muhaimin bukan bagian dari tiga partai Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang mendukung Anies sebagai calon presiden pada pemilu ini,” seperti yang dikutip pada Rabu (6/9/2023).
“Selain itu, pejabat dari Partai Demokrat, salah satu anggota koalisi tersebut, juga menyatakan ketidakpuasan mereka karena Anies mengambil keputusan ini secara sepihak, tanpa mendengarkan masukan dari mereka,” tulis media tersebut.
Laman tersebut juga mengulas bagaimana Anies sebelumnya menghadapi kesulitan dalam mendapatkan dukungan. Saat ini, hasil jajak pendapat menunjukkan bahwa peluang Anies untuk melanjutkan ke putaran kedua pemilihan presiden sangat kecil.
“Hasil survei terbaru yang melibatkan 1.220 pemilih, yang dilakukan oleh Lembaga Survei Indonesia, menunjukkan bahwa hanya sekitar satu dari lima pemilih yang berencana mendukung Anies, sementara Ganjar (37%) dan Prabowo (36%) unggul,” seperti yang juga dicatat dalam laporan tersebut, dengan menyebutkan kandidat lainnya seperti Ganjar Pranowo dari PDI-Perjuangan dan Prabowo Subianto dari Gerindra.
Tantangan Terbesar: Peluang Tipis di Pemilihan Presiden Putaran Kedua
“Kedua kandidat tersebut telah mendapatkan dukungan dari Jokowi. Hasil survei yang dilakukan pada bulan Juli oleh Lembaga Survei Indikator juga menunjukkan hasil yang serupa, meskipun Prabowo sedikit lebih unggul daripada Ganjar,” tambahnya.
Selain itu, pemilihan Muhaimin sebagai pasangan calon tampaknya merupakan upaya untuk memperkuat dukungan Anies di kalangan umat Islam moderat di Indonesia. Sebelumnya, Anies cenderung mendekati kelompok-kelompok yang memiliki pandangan lebih konservatif.
“Pada saat Anies mencalonkan diri sebagai Gubernur Jakarta pada tahun 2016-2017, dia berhasil memanfaatkan kontroversi terkait penistaan agama yang muncul setelah lawannya, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), dituduh menistakan agama karena mengutip Al-Quran dalam pidatonya selama kampanye,” seperti yang dijelaskan dalam laporan tersebut.
“Sejumlah besar massa berkumpul di Jakarta, menuntut pengunduran dirinya dan penjaranya,” begitu tulisannya.
The Diplomat juga mencakup pandangan seorang analis dari Universitas Melbourne, Helen Pausacker. Dia mengatakan bahwa Anies sebelumnya dikenal sebagai seorang intelektual Muslim yang progresif, “namun kontroversi tersebut telah memisahkannya dari pendukung-pendukungnya yang memiliki pandangan moderat.”
“Dalam beberapa bulan terakhir, Anies telah berupaya untuk mempromosikan prestasinya dalam mempromosikan toleransi beragama dan keberagaman etnis, yang merupakan konteks penting dalam pemilihan pasangannya,” seperti yang dikutip dari Pausacker.
“Untuk saat ini, Anies sedang belajar dan melakukan rebranding,” tambah laporan tersebut, dengan mencatat bahwa usia relatif muda Anies juga menjadi pertimbangan.
Langkah Anies Baswedan dalam Pilpres: Membangun Dukungan dari Berbagai Sudut Pandang
Dalam mengulas langkah-langkah penting dalam perjalanan politik Anies Baswedan, kita dapat melihat bagaimana seorang kandidat harus beradaptasi dan berinovasi untuk meraih dukungan dari berbagai sudut pandang, terutama dalam panggung politik yang dinamis di Indonesia.
Meskipun perjalanan politiknya mungkin penuh dengan tantangan, Anies terus berusaha untuk mencapai tujuannya dalam Pilpres dengan strategi yang berfokus pada inklusi dan perubahan citra.