Example floating
Example floating
Berita Kediri

Warga Ngliman NGanjuk Uri Uri Tradisi Turuhan Pusaka

×

Warga Ngliman NGanjuk Uri Uri Tradisi Turuhan Pusaka

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Boyong pusaka diawali dari Gedung Pusaka Desa Ngliman Kecamatan Sawahan Kabupaten Nganjuk untuk dikirab keliling desa.Oleh masyarakat setempat prosesi kirab pusaka tersebut disebut ” Kirab Pusaka Tindih Ngliman ”. Kemeriahan dan suasana sakral menyelimuti saat prosesi digelar. Bau kemenyan dan busana kejawen yang dikenakan oleh para sesepuh dan penganut aliran kepercayaan menambah suasana menjadi hening dan kesan mistiknya sangat tinggi.

Pasalnya saat acara berlangsung dimalam hari, semua warga dilarang menyalakan lampu listrik. Sesuai adat, saat kirab pusaka warga hanya diperbolehkan menyalakan obor sebagai lampu penerangan saat berjalan keliling kampung. Unik tapi begitulah tradisi yang ada kampung terpencil yang berada di kaki gunung wilis tersebut . ” Semua dikembalikan dalam suasana seperti jaman nenek moyang dan itu wajib dipatuhi,” terang salah satu warga .

Adapun macam-macam pusaka yang dituruh antara lain pusaka kyai Bondan, keris kyai Jokotruno, Kyai Endel, Kyai Kembar, Mbah Panji, dan Mbah Betik. Keenam pusaka ini adalah pusaka milik leluhur warga Ngliman yang disimpan di dalam rumah pusaka yang terletak di pintu masuk tempat Wisata Sedudo.

Menurut Imam Widodo, sesepuh Desa Ngliman, tradisi turuhan ini dilakukan saat malam sebelum jamasan pusaka di lakukan. Dalam prosesi turuhan ini para pembawa pusaka tidak boleh sembarang orang, yang membawa pusaka ini haruslah orang asli Ngliman yang dituakan dan harus sudah mantu mbubak. “Pembawa pusaka tidak boleh sembarang orang,” ujarnya.

Ditanya wartawan, apa sebenarnya makna istilah turuhan pusaka. Masih dikatakan Imam Widodo , tradisi turuhan adalah memasukkan bagian ujung pangkal pusaka ke dalam air yang diambil dari sumber air sedudo dan dicampur beberapa bunga, setelah dituruh pusaka dimasukan lagi ke dalam wadah yang natinya akan di kirap lagi. Air bekas turuhan pusaka ini diyakini warga Ngliman sebagai air yang dapat mengusir hama penyakit tumbuhan yang menyerang tanaman para petani di Desa Ngliman.” Mitos ini masih diyakini masyarakat sampai sekarang,” pungkas Imam Widodo . ( adi )

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.