Surabaya, Memo
Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak memberi atensi berkaitan pengembangan kawasan lingkar wilis, yaitu kemajuan ekonomi, jumlah angkatan kerja, kemiskinan dan kekuatan wisata dan pertanian.
Dikatakan Wakil gubernur Emil, arah project selingkar wilis ialah menyinergikan beberapa program pembangunan wilayah sektor infrastruktur seperti infrastruktur jalan yang terintergarasi di tepian wilayah di daerah Selingkar Gunung wilis sebagai fasilitas optimasi peningkatan kekuatan wilayah baik sumber daya alam atau sumber daya manusia.
“Dengan terbukanya akses jalan diharap bisa menggerakkan perubahan sektor-sektor lain seperti keringanan dalam mobilisasi orang dan barang baik pada sebuah daerah kabupaten atau ke kabupaten lain,” ucapnya pada Senin, (11/7/2022).
Emil menjelaskan peningkatan Selingkar Wilis yang sekarang ini Dana Alokasi Khusus (DAK) Selingkar Wilis masuk ke fokus Perpres No. 80 tahun 2019 mengenai Pemercepatan Pembangunan Ekonomi di Kawasan Gresik – Bangkalan – Mojokerto – Surabaya – Sidoarjo – Lamongan, Teritori Bromo – Tengger – Semeru, dan Kawasan Selingkar Wilis dan Lintas Selatan.
“Kita bekerjasama Lingkar Wilis, untuk mengubah penglihatan jika gunung yang pisahkan 6 kabupaten yaitu Nganjuk, Trenggalek, Madiun, Kediri, Ponorogo dan Tulungagung, karena itu perlu jalan Selingkar Wilis agar diwujudkan,” terang Emil.
“Disamping itu, akan menggerakkan perkembangan kekuatan wilayah seperti biro wisata, pertanian dan perkebunan,” paparnya.
Diharap, lajur yang menyambungkan enam wilayah di kaki gunung itu, mulai Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Madiun, Kabupaten Nganjuk, dan Kabupaten Kediri, tumbuhkan kekuatan ekonomi yang cepat.
“Warga yang awalnya berasa kesempatan ekonominya kurang, untuk seterusnya langsung bisa tersambung, membuat kekuatan ekonomi di lingkar Wilis,” katanya.
Selanjutnya, Emil menerangkan, keseluruhan perolehan kemajuan ekonomi teritori selingkar wilis, PDRB selingkar wilis sekitar Rp 171,22 triliun. Dan kontributor PDRB selingkar wilis pada Jawa timur sejumlah 7 %.
Rinciannya, PDRB bidang pertanian selingkar wilis pada PDRB bidang pertanian Jawa timur, 14,95 %. PDRB bidang industri selingkar Wilis pada PDRB bidang industri Jawa timur 3,98 %, selanjutnya PDRB bidang perdagangan selingkar wilis pada PDRB bidang perdagangan Jawa timur 7,16 %.
Selanjutnya, keseluruhan jumlah angkatan kerja di selingkar wilis sekitar 3.168.961 atau 15,06 %. Rinciannya, Kab Kediri 822.944 atau 25,97 %, Kab Tulungagung 573.418 atau 18,09 %, Kab Trenggalek 397.576 atau 12,55, Kab. Ponorogo 500.941 atau 15,81 %, Kab Madiun 358.979 atau 11,33 % dan Kab. Nganjuk 515.053 atau 16,25 %.
Berdasar sumber Jawa timur dalam angka tahun 2022, kemiskinan di teritori selingkar wilis, Kab. Tulungagung 78,59 %, Trenggalek 84,89 jiwa, Ponorogo 89,94 jiwa, Kediri 184,49 ribu jiwa, Kab Nganjuk 125,53 ribu jiwa, Kab. Madiun 81,61 ribu jiwa.
“Hasil BPS Jawa timur 2022, warga miskin Jawa timur September 2021 sekitar 4.259,6 ribu jiwa atau 10,59 % dengan perincian tingkat kemiskinan perkotaan sejumlah 7,99 % dan tingkat kemiskinan perdesaan sejumlah 13,79 %,” urainya.
Menurut Emil, instruksi peningkatan kawasan selingkar wilis keadaan geografis susunan PDRB teritori selingkar wilis shared pada PDRB Jawa timur yang mempunyai dampak berarti ialah bidang pertanian. Karena itu instruksi peningkatan teritori ditujukan untuk peningkatan agribisnis dan agrowisata.
“Keadaan kemiskinan yang ada mayoritas ada pada teritori perdesaan. Karena itu, seyogyanya peningkatan diprioritaskan pada daerah perdesaan lewat kenaikan kualitas service pengajaran dan kesehatan dan pengadaan akses ke arah teritori prospektif,” katanya.
Selanjutnya, menangani keadaan ketenagakerjaan (Sumber Daya Manusia) yang dikuasai alumnus SD dan SMP, karena itu perlu kenaikan ketrampilan lewat pengajaran kesetaraan terintegrasi, vokasi, SMK, dan BLK sesuai keperluan agribisnis dan agrowisata. Maksudnya, untuk tingkatkan nilai lebih dan daya saing pada kekuatan agropolitan di teritori selingkar Wilis, dilaksanakan lewat petik, olah, jual.
“Dalam sepuluh tahun di depan, sekitar 38,58 % angkatan kerja di selingkar wilis masuk umur senja (60 tahun ke atas) dan mayoritas dengan lapangan pekerjaan khusus di bidang jasa sekitar 39,85 % dengan pengajaran paling akhir SD dan SMP,” terangnya.
Emil menambah, kekuatan rekreasi di sekitar selingkar wilis harus bisa tangkap kesempatan bertambahnya lawatan pelancong di teritori vital pariwisata nasional (Borobudur, Bromo, Tengger, Semeru dan Bali) dengan terjaganya tol Trans Jawa dan Lapangan terbang Kediri atau jalan pantai selatan (Pansela).
“Dalam tiap proses pengaturan rencana pembangunan perlu menimbang penyesuaian dan mitigasi kebencanaan,” ujarnya.
Ikut datang Sekda Kab Kediri, Dede Sujana, Plt Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi, Wakil Bupati Tulungagung Gatut Sunu Wibowo, Wakil Bupati Ponorogo Lisdyarita, Direktur Jawa Pos Radar Kediri Kurniawan Muhammad, pimpinan redaksi sekalian moderator acara Machfud dan Kepala PU Bina Marga dan Bappeda Jawa timur sektor infrastruktur.