“Bibi saya sudah pingsan. Langsung kami bawa ke Rumah Sakit Permata, Pamulang, tapi dokter menyatakan beliau sudah meninggal dunia,” ujar Raya sambil menangis.
Tragedi ini menambah deretan keluhan masyarakat terkait kelangkaan gas elpiji 3 kg. Sejumlah warga mengaku sudah kesulitan mendapatkan gas melon selama beberapa minggu terakhir. Mereka harus rela antre panjang, bahkan beberapa terpaksa pulang dengan tangan kosong karena stok yang tersedia sangat terbatas.
“Kadang datang subuh, tetap saja kehabisan,” ungkap seorang warga Pamulang yang enggan disebut namanya. “Sekarang gas langka, tapi kalau ada pun harganya naik terus!”
Hingga kini, belum ada solusi konkret dari pemerintah terkait kelangkaan gas elpiji 3 kg yang makin menyulitkan masyarakat kecil. Akankah ada tindakan nyata sebelum semakin banyak korban berjatuhan?