Example floating
Example floating
Peristiwa

Tragis! Kebakaran Gudang Gas Bali, Korban Meninggal Terus Bertambah

×

Tragis! Kebakaran Gudang Gas Bali, Korban Meninggal Terus Bertambah

Sebarkan artikel ini
Tragis! Kebakaran Gudang Gas Bali, Korban Meninggal Terus Bertambah
Tragis! Kebakaran Gudang Gas Bali, Korban Meninggal Terus Bertambah
Example 468x60

MEMO

Kebakaran tragis gudang gas elpiji di Denpasar Utara, Bali, telah menelan korban jiwa dan melukai puluhan lainnya. Peristiwa ini memicu respons cepat dari rumah sakit setempat, dengan RSUP Prof Ngoerah menangani pasien-pasien yang terluka dengan serius. Sementara penyelidikan masih berlangsung, Pertamina menegaskan bahwa gudang yang terbakar bukan merupakan pangkalan resmi mereka. Mari kita tinjau lebih lanjut tentang kronologi kejadian dan kondisi terkini pasien.

Respons Cepat RSUP Prof Ngoerah Tangani Pasien Luka Bakar Serius

Kecelakaan gudang gas elpiji di wilayah Denpasar Utara, Kota Denpasar, Bali pada akhir pekan lalu menelan korban jiwa hingga tiga orang dan masih ada belasan lainnya yang sedang dalam perawatan.

Dr. Affan Priyambodo, Direktur Medis dan Keperawatan RSUP Prof Ngoerah, menyatakan bahwa penanganan korban kebakaran gudang gas yang terjadi pada hari Minggu (9/6) dianggap sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh pihak rumah sakit.

Sebelumnya, ada total 16 pasien korban kebakaran gudang gas yang sedang dirawat di rumah sakit itu sejak hari Minggu. Jumlah tersebut termasuk pasien yang dirujuk dari empat rumah sakit lain.

“Dikarenakan kejadian luar biasa yang melibatkan ledakan gudang gas, ada total 16 pasien yang telah datang ke Rumah Sakit Prof Ngoerah sejak tanggal 9 Juni, pukul 07.45 WITA dari empat rumah sakit rujukan,” ungkap Affan dalam konferensi pers di RSUP Prof Ngoerah pada hari Selasa (11/6).

Ia menjelaskan bahwa ada empat korban yang langsung dibawa oleh masyarakat ke RSUP Prof Ngoerah, tujuh pasien dirujuk dari Rumah Sakit Mangusada, Badung, tiga korban dirujuk dari Rumah Sakit Surya Husada, Denpasar, dan dua korban dirujuk dari Rumah Sakit BaliMed, Denpasar.

Baca Juga  Gunung Ibu Meletus Lagi: Abu Vulkanik Membumbung Setinggi 2.000 Meter, Warga Diminta Waspada

“Jadi, secara keseluruhan terdapat 16 korban luka bakar yang telah datang ke rumah sakit Prof Ngoerah. Saat ini, dari jumlah 16 pasien tersebut, 13 orang masih dalam perawatan dan 3 orang telah meninggal dunia,” kata Affan.

Dr. I Putu Kurniayanta, Kepala Instalasi Rawat Intensif RSUP Prof Ngoerah, menyatakan bahwa tiga korban meninggal dunia dalam perawatan karena kondisi luka bakarnya yang cukup parah.

“Penyebab kematian mereka adalah karena luka bakar yang cukup serius. Saat mereka berada di ICU, jika persentase luka bakarnya melebihi 70 persen dari seluruh tubuh, maka kondisinya sudah sangat serius dan dapat mempengaruhi paru-paru dan jantung,” jelasnya.

Kurniayanta juga menambahkan bahwa saat pasien tiba di ruang perawatan intensif (ICU), penanganan sudah dilakukan secara optimal dengan memberikan bantuan pernapasan dan cairan karena korban kehilangan cairan akibat luka bakar.

Pertamina: Gudang yang Terbakar Bukan Pangkalan Resmi

Sementara itu, korban pertama yang meninggal dunia bernama Edi Herwanto pada hari Senin (10/6) dini hari, korban kedua adalah Purwanto pada hari Senin (10/6) sekitar pukul 10.00 WITA, dan korban ketiga adalah Yudis Aldyanto pada hari Selasa (11/6) dini hari.

Dr. I Gusti Putu Hendra Sanjaya, Dokter Bedah Plastik di RSUP Prof Ngoerah, mengungkapkan bahwa ketiga korban tersebut rata-rata mengalami luka bakar lebih dari 60 persen.

“Persentase luka bakar Yudis adalah 88 persen, Purwanto sebesar 74 persen, dan Edi hampir mencapai 90 persen,” tambahnya.

Sementara itu, Kombes Pol Jansen Avitus Panjaitan, Kepala Bidang Humas Polda Bali, mengatakan bahwa pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan dari Laboratorium Forensik (labfor) Polda Bali untuk mengetahui penyebab kebakaran gudang gas elpiji tersebut.

“Kami masih menunggu hasil pemeriksaan dari labfor,” ujarnya saat dihubungi pada hari Senin (10/6).

Baca Juga  Pertamina Pastikan BBM dan LPG Aman di Sumut: Satgas Natal-Tahun Baru Siap Penuhi Kebutuhan

Jansen menjelaskan bahwa menurut keterangan saksi atas kejadian kebakaran di Gudang Eceran Gas Elpiji tersebut dimiliki oleh CV. Bintang Bagus Perkasa. Kebakaran terjadi sekitar pukul 06.10 WITA pada Minggu pagi sebelumnya.

Di sisi lain, Pertamina menyatakan bahwa gudang gas yang terbakar tersebut bukanlah milik agen atau pangkalan resmi di Bali.

Ahad Rahedi, Manager Area Komunikasi, Hubungan Masyarakat, dan CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, mengatakan bahwa hal tersebut dikonfirmasi setelah tim Pertamina Patra Niaga wilayah Bali melakukan pengecekan di lokasi kejadian. Tempat tersebut diduga sebagai tempat pengoplosan gas tabung elpiji.

“Gudang tersebut diduga sebagai tempat pengoplosan karena kami menemukan gas tabung dengan ukuran 3 kg, 12 kg, dan 50 kg,” jelas Ahad dalam keterangannya pada hari Minggu (9/6) malam.

Ahad menyebutkan bahwa saat ini pihak Pertamina masih menunggu hasil investigasi dari kepolisian untuk memastikan apakah gudang tersebut merupakan tempat pengoplosan gas elpiji.

“Saat ini, kami menunggu hasil investigasi dan rilis resmi dari kepolisian,” tambahnya.

Kesimpulan Tragis Kebakaran Gudang Gas Elpiji di Denpasar: Korban Jiwa Meningkat, Pertamina Menegaskan Tidak Terlibat

Kronologi tragis kebakaran gudang gas elpiji di Denpasar, Bali, menyoroti tantangan besar dalam menangani dampaknya, dengan tiga korban jiwa dan belasan luka bakar serius. Respons cepat dari RSUP Prof Ngoerah menunjukkan pentingnya penanganan medis yang efisien dalam situasi darurat. Sementara itu, Pertamina menegaskan bahwa gudang yang terbakar bukanlah pangkalan resmi mereka, sementara penyelidikan masih berlangsung untuk mengungkap penyebab pastinya. Hal ini menyoroti kompleksitas dalam mengelola keamanan dan pengelolaan gas elpiji di wilayah tersebut.

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.