MEMO, Wamena: Perayaan Iduladha di Distrik Walesi, Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan, menjadi saksi dari tradisi yang kaya akan budaya dan toleransi.
Dalam tradisi Bakar Batu yang digelar di Lembah Baliem, masyarakat menjalankan upacara penyembelihan kurban dengan penuh semangat.
Dukungan dari Dewan Masjid Indonesia (DMI) dan pengurus Hari-hari Besar Islam (PHBI) memastikan bahwa pembagian kurban merata di masjid-masjid di Jayawijaya.
Tradisi ini menggambarkan betapa pentingnya penghormatan terhadap budaya dan keyakinan agama dalam menciptakan kedamaian.
Perayaan Kurban Tradisional di Jayawijaya: Bakar Batu dalam Event Iduladha
Di suatu pagi yang cerah di Distrik Walesi, Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan, terdengar suara takbir yang lembut di antara padang ilalang.
Asap muncul dari batu-batu yang baru saja dibakar, yang diletakkan dalam lubang yang ditutupi dengan rerumputan.
Hari ini, pada hari Iduladha tahun 2023, Lembah Baliem menjadi saksi toleransi. Tradisi Bakar Batu dilaksanakan dengan menyajikan daging kurban yang telah disembelih.
Meskipun udara sangat dingin, tradisi nenek moyang ini memberikan kehangatan. Orang-orang bergotong-royong bersama dengan semangat yang tinggi.
Kegiatan ini berpusat di Masjid Darul Mukhlasin di kampung Tulima, dengan dukungan dari Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kabupaten Jayawijaya.
Menu utama yang disajikan adalah daging sapi dan kambing.
Tujuan dari kerja sama antara DMI dan pengurus Hari-hari Besar Islam (PHBI) adalah untuk membagi kurban secara merata ke sejumlah masjid di Jayawijaya, terutama yang terletak di perkampungan.
“Kami tetap menghormati adat, DMI sangat menghargai budaya. Hanya menu yang kami ubah,” kata Ketua DMI Jayawijaya, Yoyok Iwik Sriyoto.
Toleransi Agama dalam Bakar Batu Iduladha: Kajian Kasus di Kabupaten Jayawijaya
“Orang non-Muslim sudah tahu bahwa umat Islam tidak memakan babi. Jika mereka memiliki acara, mereka menyediakan ayam. Kami mengucapkan terima kasih atas bentuk toleransi yang luar biasa ini,” tambah Yoyok.
Yoyok menjelaskan bahwa upacara Bakar Batu dilakukan sebagai penghormatan terhadap tradisi masyarakat di Jayawijaya dalam peristiwa-peristiwa besar.
Salah satunya adalah Iduladha yang juga layak dirayakan dengan Bakar Batu.