Menyikapi pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengenai penurunan harga nikel dunia, Thomas Trikasih Lembong alias Tom Lembong, yang merupakan Co-Captain Tim Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN), mengeluarkan tanggapannya. Tom Lembong menyarankan Luhut untuk lebih berhati-hati dalam menyampaikan pendapatnya.
“Sebaiknya hati-hati dalam menyampaikan pendapat terlalu awal,” ujar Tom Lembong di daerah Senayan, Jakarta, pada hari Jumat (9/2).
Tom Lembong merespons pernyataan Luhut yang menyatakan fluktuasi harga nikel dunia belakangan ini sebagai hal yang wajar. Luhut menyatakan bahwa ia tidak masalah jika tambang nikel di dunia terpaksa ditutup, asalkan situasi di Indonesia tidak terpengaruh.
Menurut Tom Lembong, penurunan harga nikel masih akan terus berlanjut dan kemungkinan harga tersebut akan terus melemah hingga tahun depan atau beberapa tahun mendatang.
Dengan situasi ini, ia memperkirakan bahwa industri smelter di manapun akan terkena dampaknya, yang berarti juga akan mengancam tambang nikel di Indonesia.
“Lebih baik hati-hati dalam menyampaikan pendapat terlalu awal karena cerita ini belum berakhir, masih ada beberapa tahun lagi di mana harga nikel akan terus turun dengan konsekuensi bagi industri smelter dan tambang nikel di Indonesia,” ucapnya.
Penurunan Harga Nikel Dunia dan Dampaknya terhadap Indonesia
Sebelumnya, Luhut menyatakan bahwa ia tidak masalah jika tambang di dunia ditutup sebagai akibat dari penurunan harga nikel saat ini.
“Biarkan saja tambang di dunia ditutup, selama kita tidak terpengaruh,” kata Luhut di Kantor Kemenko Marves, Jakarta Pusat, pada hari Rabu (7/2).
Luhut menyatakan bahwa pandangan bahwa Indonesia menjadi penyebab penurunan harga nikel adalah tidak benar. Ia menekankan pentingnya mengidentifikasi tren dalam jangka waktu yang panjang untuk memahami fenomena tersebut.