“Setiap difabel memiliki hak, peluang, dan potensi yang sama untuk meraih prestasi tertinggi. Ini adalah prinsip yang ingin diakui oleh pemerintah,” tambah Sunarman.
Sunarman menegaskan bahwa pemerintah dengan sungguh-sungguh berkomitmen untuk memastikan penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak asasi manusia (HAM) bagi semua warga negara tanpa kecuali.
“Ini adalah perjalanan panjang, dan apa yang kita soroti dari perjalanan tersebut adalah bahwa dukungan merupakan pilar utama dalam mewujudkan prinsip kesetaraan,” tandasnya.
Lebih dari itu, dalam mencapai visi Indonesia Emas 2045, Sunarman menegaskan bahwa pendidikan memegang peranan yang krusial. Aksesibilitas dan fasilitas yang memadai harus diterapkan oleh lingkungan terdekat, seperti keluarga dan komunitas, tanpa memandang kondisi difabel atau latar belakang etnis tertentu.
“Tujuan kita adalah menciptakan lingkungan yang mendukung, baik dari segi aksesibilitas fisik maupun sikap mental yang inklusif, bukan menolak atau acuh tak acuh,” pungkas Sunarman dengan tegas.
Mengukuhkan Kesetaraan dan Dukungan Positif: Mewujudkan Indonesia Inklusif
Dalam mengakhiri, Sunarman menegaskan bahwa mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 memerlukan dasar yang kuat, yaitu pendidikan. Aksesibilitas dan fasilitas yang memadai, tanpa memandang latar belakang fisik atau etnis, harus diimplementasikan oleh keluarga dan komunitas sebagai lingkungan terdekat.
Pentingnya sikap mental yang inklusif dalam menciptakan lingkungan yang mendukung, merupakan kunci dalam perjalanan panjang menuju Indonesia yang inklusif dan berprestasi.