Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, merilis proyeksi Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2024 yang menunjukkan perbaikan yang signifikan. Dalam Konferensi Pers RAPBN & Nota Keuangan 2024 pada 16 Agustus 2023, beliau menyampaikan bahwa postur APBN akan semakin kuat dengan peningkatan pendapatan negara dan penurunan tajam pada tingkat defisit.
Detil RAPBN 2024 yang Menggembirakan: Pendapatan Naik Tajam, Belanja Terkelola
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengungkapkan bahwa posisi Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2024 mengalami perbaikan signifikan. Hal ini disokong oleh peningkatan pendapatan negara yang diharapkan akan meningkat, sementara defisit diperkirakan akan menurun secara drastis.
Sri Mulyani menyatakan, “APBN kita akan menjadi lebih stabil. Pendapatan negara, seperti yang disampaikan oleh Presiden, diestimasikan mencapai Rp2.781,3 triliun. Ini merupakan peningkatan yang signifikan jika dibandingkan dengan masa pandemi Covid dimana pendapatan sempat menurun menjadi hanya Rp1.647 triliun. Kenaikan ini mencapai lebih dari Rp1.100 triliun.”
Belanja negara pada tahun yang akan datang diharapkan akan mencapai Rp3.304,1 triliun. Angka ini mengalami kenaikan sebesar Rp708,7 triliun jika dibandingkan dengan tahun 2020 saat masa pandemi. Dengan perbaikan pendapatan dan belanja seperti ini, defisit APBN diproyeksikan akan menurun tajam dari Rp947 triliun di tahun 2020 menjadi hanya Rp522,8 triliun atau setara dengan 2,29% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Sri Mulyani menjelaskan, “Pada tahun 2020, saat pandemi melanda, kita terpaksa melakukan belanja ekstra sebesar Rp2.595 triliun. Sehingga kenaikan belanja hanya sekitar Rp708 triliun. Namun, pendapatan meningkat sebesar Rp1.133 triliun. Hal ini berdampak positif pada penurunan defisit yang sangat signifikan dari Rp947 triliun atau sekitar 6,14% dari PDB pada tahun 2020, menjadi hanya Rp522,8 triliun atau sekitar 2,29% dari PDB. Penurunan secara nominal mencapai Rp424,9 triliun.”
Menurut Sri Mulyani, situasi APBN yang semakin baik dan pertumbuhan ekonomi yang tetap di atas 5% di tengah gejolak harga komoditas global, inflasi yang meningkat, dan lonjakan suku bunga, merupakan kombinasi yang jarang terjadi di dunia.
Selanjutnya, Sri Mulyani menyebutkan bahwa pembiayaan anggaran tahun depan telah ditetapkan sebesar Rp522,8 triliun. Meskipun Indonesia menghadapi situasi yang kompleks, dia menegaskan bahwa APBN saat ini dapat dielola dengan baik dan berada dalam kondisi yang relatif sehat.
“Kami akan mengambil langkah-langkah dengan hati-hati mengingat lingkungan global yang semakin tidak dapat diprediksi,” tegasnya.
Stabilitas dan Pertumbuhan: Sri Mulyani Ungkap Kunci Kesuksesan APBN 2024
Sri Mulyani menambahkan, penerimaan dari sektor perpajakan diharapkan mencapai Rp2.307,9 triliun pada tahun mendatang. Pemerintah akan menerapkan berbagai kebijakan perpajakan, termasuk penerapan Core Tax System, peningkatan kepatuhan melalui integrasi teknologi, sinergi program bersama, dan peningkatan efektivitas implementasi Undang-Undang Harmonisasi Perpajakan.
“Kami menargetkan pertumbuhan penerimaan perpajakan sebesar 8,9%. Angka ini lebih tinggi dari asumsi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2%. Ini berarti rasio pajak diharapkan akan terus meningkat,” papar Sri Mulyani.
Dia melanjutkan, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) diharapkan akan mencapai Rp473 triliun pada tahun 2024.
“Hal ini terutama dipengaruhi oleh kontribusi harga komoditas. Mengingat tren penurunan harga komoditas, kita memperkirakan penerimaan PNBP, terutama dari sumber daya alam, mungkin tidak sebesar yang diterima pada tahun 2022 dan 2021,” jelasnya.
Untuk itu, pemerintah berencana untuk mengoptimalkan dividen dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN), mendorong inovasi dan kualitas layanan dari Kementerian/Lembaga yang memiliki Badan Layanan Umum (BLU), memperluas penggunaan teknologi informasi, dan meningkatkan pengawasan terhadap kepatuhan pembayaran PNBP.
Dalam hal Belanja Negara, untuk pemerintah pusat, tahun depan ditargetkan sebesar Rp2.446,5 triliun dengan pertumbuhan sekitar 6,3%. Hal ini bertujuan untuk mempercepat transformasi ekonomi.
Sri Mulyani mengungkapkan, pada tahun 2024, pemerintah berharap dapat menuntaskan berbagai program prioritas seperti pengurangan kemiskinan ekstrem, penanggulangan masalah stunting, pembangunan kawasan ekonomi khusus (KEK), proyek strategis nasional, dan implementasi instruksi presiden terkait pembangunan infrastruktur jalan.
“Selain itu, tahun 2024 akan menjadi tahun Pemilu, termasuk Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Legislatif (Pileg), serta dinamika politik yang diantisipasi. APBN 2024 juga akan digunakan untuk memperkuat sektor industri pertahanan dan keamanan, serta meningkatkan kapabilitas pertahanan dan keamanan Indonesia,” pungkasnya.
Menteri Keuangan Proyeksikan APBN 2024 Lebih Sehat dan Stabil: Pendapatan Meningkat, Defisit Menurun
Dalam pandangan Menteri Keuangan Sri Mulyani, proyeksi APBN 2024 menunjukkan tanda-tanda positif bagi perekonomian Indonesia. Peningkatan pendapatan yang signifikan serta penurunan defisit yang tajam memberikan gambaran mengenai stabilitas dan keberlanjutan fiskal negara.
Meskipun tantangan global yang tidak pasti tetap ada, langkah-langkah hati-hati dalam pengelolaan anggaran diharapkan akan menjaga momentum pertumbuhan ekonomi dan stabilitas keuangan. Proyeksi kenaikan pendapatan perpajakan serta upaya diversifikasi sumber penerimaan negara menjadi pilar penting dalam mewujudkan APBN yang lebih sehat.
Dengan demikian, Indonesia menghadapi tahun 2024 dengan keyakinan bahwa APBN yang kuat akan memicu pencapaian berbagai prioritas pembangunan dan memperkuat posisi pertahanan serta keamanan negara.