Saya harus menjelaskan bahwa ketika saya menyebut oposisi, saya melihat bahwa politik Indonesia sangat berorientasi parlementer. Oposisi dalam hal program dan ideologi tidak begitu jelas, dibandingkan dengan sistem di Australia, misalnya. Di sana, ada partai-partai dengan ideologi politik yang sangat berbeda.
Di Indonesia, ada deal-dealisme politik di mana partai-partai bekerja sama. Ini berarti akan ada kesepakatan antar partai. Tidak ada hambatan ideologis untuk hal ini terjadi.
Oposisi tidak berarti mereka memiliki program yang bertentangan dengan pemerintah. Di bawah kepemimpinan Jokowi, hampir semua partai di DPR bergabung dengan koalisi. Ini semua terjadi untuk meningkatkan daya tawar mereka dalam negosiasi.
Misalnya, PDIP mungkin mempertimbangkan untuk menjadi bagian dari koalisi pemerintah sebelum menjadi oposisi. Selama kampanye, banyak yang membahas tentang HAM. Bagaimana Anda melihat situasi HAM di Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo?
Perlindungan hak asasi manusia mungkin tidak akan menjadi prioritas utama. Dalam hal ini, Prabowo mungkin tidak akan berbeda jauh dengan Jokowi yang pada awalnya menjanjikan banyak hal terkait HAM, tetapi pada akhirnya tidak ada penyelesaian untuk banyak kasus, termasuk kasus yang melibatkan Prabowo sendiri.
Saya merasa bahwa secara politik dan ideologi, Prabowo tidak akan begitu memperhatikan HAM. Mungkin hasil pemilu akan digunakan sebagai legitimasi untuk mengabaikan masalah HAM.
Saya merasa bahwa untuk saat ini, penegakan HAM mungkin tidak akan dilanjutkan. Kelompok masyarakat sipil dan LSM mungkin
Analisis Ahli: Apakah Pesawat Hilang Terseret Arus Kuat?
Penemuan puing-puing pesawat di dasar laut telah membuka tabir misteri tentang hilangnya pesawat tersebut. Meskipun bukti baru menunjukkan kemungkinan terseret arus kuat, namun masih banyak pertanyaan yang belum terjawab.
Ini menjadi pelajaran penting bagi industri penerbangan untuk meningkatkan keamanan dan kewaspadaan. Kejadian ini juga mengingatkan kita akan kerapuhan manusia di hadapan kekuatan alam.
