Selain itu, dalam pengembangan LRT, pemerintah juga dapat mempertimbangkan penggunaan pinjaman yang bersyarat kepada pemerintah daerah. Ervan juga menyebut bahwa pemerintah memiliki rencana untuk mengenakan Passenger Service Charge (PSC) kepada penumpang pesawat sebagai sumber pembiayaan LRT. “Kita memiliki potensi besar dalam sektor pariwisata, dengan kunjungan harian mencapai 58 ribu orang. Saya telah berdiskusi dengan Menhub tentang kemungkinan penerapan PSC ini,” ungkap Ervan.
Selain itu, pemerintah juga berencana untuk menerapkan konsep Transit Oriented Development (TOD) yang melibatkan penyewaan, pengelolaan area parkir, dan pemasangan reklame di sekitar bandara. Menurut Ervan, pendapatan yang diperoleh dari PSC dan TOD tersebut dapat digunakan untuk mengembalikan pinjaman yang digunakan dalam proyek LRT ini.
Pembangunan LRT Bali: Solusi Bawah Tanah untuk Meningkatkan Transportasi
Pembangunan LRT di bawah tanah di Bali adalah langkah inovatif untuk meningkatkan sistem transportasi di Pulau Dewata. Meskipun biayanya lebih tinggi, potensi pendapatan dari sektor pariwisata dan PSC menawarkan sumber pembiayaan yang menarik.
Dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk BUMN dan pemerintah daerah, proyek ini memiliki potensi besar untuk mengubah wajah transportasi di Bali dan mendukung pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.