Kolaborasi yang erat antara MMS Group Indonesia (MMSGI) dan Universitas Kutai Kartanegara melalui PT Multi Harapan Utama (MHU) telah membawa dampak positif dalam pengembangan perkebunan kakao di Kalimantan Timur.
Dalam program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) yang digagas, MMSGI dan Universitas Kutai Kartanegara bekerja sama dengan pemerintah dan pihak terkait untuk mengembangkan perkebunan kakao Kelompok Tani Lalut Isau di Desa Lung Anai.
Melalui langkah-langkah strategis ini, pertumbuhan kakao dan kesejahteraan masyarakat setempat dapat tercapai secara berkelanjutan.
MMSGI dan Universitas Kutai Kartanegara Menggerakkan Pertumbuhan Kakao di Kalimantan Timur
MMS Group Indonesia (MMSGI) bekerja sama dengan PT Multi Harapan Utama (MHU), anak perusahaan mereka, telah menjalin kerjasama bersama pemerintah dan Fakultas Pertanian Universitas Kutai Kartanegara untuk menginisiasi program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR).
Kolaborasi ini bertujuan untuk mengembangkan perkebunan kakao yang dimiliki oleh Kelompok Tani Lalut Isau di daerah Sungai Payang, Desa Lung Anai, Kalimantan Timur.
MHU, bekerja sama dengan Universitas Kutai Kartanegara, Dinas Perkebunan, dan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka) Jember, akan mendirikan fasilitas produksi kakao yang akan digunakan sebagai tempat produksi bahan baku cokelat.
Program CSR MHU: Dukungan Berkelanjutan untuk Perkebunan Kakao dan Kesejahteraan Masyarakat
Wijayono Sarosa, General Manager Mining Support MHU, menyatakan bahwa program CSR ini juga akan memberikan tujuh peralatan produksi dan pelatihan berkebun kepada masyarakat. Ide untuk program ini berasal dari tim Pengembangan Masyarakat MHU, yang melihat potensi positif dari perkebunan kakao milik Kelompok Tani Lalut Isau. Daerah ini juga termasuk dalam wilayah pertambangan MHU, yaitu dalam area ring satu.
“Dalam perkebunan ini, lahan yang dikelola mencapai 100 hektar dengan jumlah anggota kelompok sebanyak 50 orang. Setiap petani dapat mengurus sekitar 2 hektar lahan dengan pendapatan sekitar Rp 25.000-30.000/kg biji kakao mentah,” ungkap Wijayono dalam pernyataan tertulis yang dikeluarkan pada Jumat (11/8/2023).