PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGE) memasuki kemitraan strategis dengan Africa Geothermal International (AGIL) untuk menggali potensi panas bumi di Kenya. Langkah ini menandai upaya besar menuju energi bersih di Afrika, dengan potensi hingga 500 megawatt. Bagaimana kolaborasi ini mengubah pemandangan energi terbarukan di Kenya?
PGE dan AGIL Menandatangani MoU untuk Mengubah Peta Energi Bersih Kenya
PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGE) telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Africa Geothermal International (AGIL). Kesepakatan ini merupakan langkah strategis yang diambil oleh PGE untuk mengembangkan potensi energi panas bumi di konsesi Longonot, Kenya.
AGIL adalah anak perusahaan dari AGIL No.1 Limited, sebuah perusahaan terbatas yang berbasis di Kenya dan berfokus pada pengembangan energi panas bumi. Salah satu lokasi yang menjadi fokus mereka adalah konsesi Longonot di Kenya, yang memiliki potensi pengembangan hingga 500 megawatt (MW), dengan 140 megawatt (MW) yang siap dieksploitasi.
Direktur Utama PT PGE, Julfi Hadi, menjelaskan bahwa MoU dengan AGIL adalah langkah strategis bagi PGE dalam pengembangan teknologi dan pemanfaatan sumber daya panas bumi di luar negeri. Lokasi Longonot memiliki karakteristik geologis yang sangat menarik untuk pengembangan energi terbarukan.
Julfi mengungkapkan, “Melalui kerja sama ini, PGE memiliki kesempatan untuk berkontribusi pada pengembangan energi terbarukan dan untuk menjadi pemain global di bidang panas bumi.”
Julfi juga menambahkan bahwa Afrika saat ini merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang berkembang pesat, yang menciptakan iklim investasi yang positif. Kenya, khususnya dalam pengembangan panas bumi, berada di garis terdepan dengan kapasitas terpasang sebesar 865 MW, dan ini menempatkannya di peringkat ketujuh secara global.
Sebagai produsen panas bumi yang berpengalaman, PGE dan AGIL memiliki pengetahuan dan keahlian yang mendalam dalam pengembangan energi geothermal sebagai sumber energi terbarukan.
Julfi menyampaikan harapannya, “Kerja sama dalam pengembangan panas bumi ini akan meningkatkan eksposur bisnis bagi kedua belah pihak.”
Saat ini, Indonesia memiliki kapasitas terpasang sekitar 2.356 MW, dengan sekitar 80 persennya atau sekitar 1.877 MW berasal dari wilayah kerja PGE. Dalam dua tahun ke depan, PGE memiliki target untuk meningkatkan kapasitas terpasang yang dioperasikan sendiri hingga mencapai 1 gigawatt (GW).
Kemitraan Energi Geothermal: Peluang dan Dampak Positif di Afrika
Julfi sangat optimis bahwa upaya strategis PGE di Afrika akan mendukung pencapaian target perusahaan dalam meningkatkan kapasitas terpasangnya dan memperluas portofolio energi bersih secara internasional, sejalan dengan aspirasi PGE sebagai perusahaan energi bersih global.
“Kami juga optimis bahwa upaya PGE ini akan membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dan ketergantungan pada sumber energi fosil,” tambah Julfi.
MoU ini ditandatangani oleh Julfi Hadi bersama Dewan Direksi AGIL, yang diwakili oleh Fred N. Ojiambo, di Nairobi, Kenya, pada hari Minggu, tanggal 20 Agustus lalu. Penandatanganan ini dilakukan selama kunjungan kenegaraan Indonesia ke Kenya yang dipimpin oleh Presiden RI Joko Widodo. Turut hadir dalam kunjungan ini Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati.
Nicke Widyawati menyatakan bahwa kehadiran Pertamina sebagai bagian dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia membawa semangat Pemerintah untuk melanjutkan Konferensi Asia Afrika yang diadakan di Bandung empat dekade yang lalu. Kali ini, semangat itu diwujudkan melalui kerja sama ekonomi strategis antarnegara.
“Dalam konteks transisi energi, kerja sama Pertamina mencakup bisnis di sektor hulu maupun hilir. Kami membuka peluang-peluang termasuk dalam pengembangan energi panas bumi di Kenya,” ungkapnya.
Fadjar Djoko Santoso, Vice President Pertamina, menambahkan bahwa penandatanganan MoU antara PGE dan AGIL adalah salah satu aspek dalam kunjungan Pertamina Group untuk mendalami potensi kerja sama di Afrika.
Kerja sama ini diharapkan akan memperkuat ketahanan energi nasional dan juga memperkuat peran Pertamina sebagai perusahaan energi global.
“Kami terbuka untuk segala peluang kerja sama bisnis yang dapat memberikan dampak positif bagi Pertamina dan juga bagi negara,” jelas Fadjar.
Kerja Sama Geothermal Internasional: PGE dan AGIL Kenyataankan Misi Energi Bersih di Kenya
Dalam tiga alinea terakhir, kita menyaksikan bagaimana MoU antara PGE dan AGIL tidak hanya membawa potensi energi panas bumi yang luar biasa di Kenya, tetapi juga menjadi langkah strategis untuk mencapai tujuan energi bersih secara global.
Dengan kapasitas terpasang yang signifikan dan penekanan pada energi terbarukan, PGE dan AGIL memiliki peluang yang tak ternilai untuk meningkatkan kapasitas energi bersih di Kenya dan di seluruh dunia. Kolaborasi ini juga diharapkan membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dan ketergantungan pada bahan bakar fosil.
Dengan begitu, kerja sama ini tidak hanya menciptakan peluang bisnis yang luar biasa tetapi juga membawa perubahan positif bagi lingkungan dan masyarakat.