MEMO – Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menyampaikan bahwa stabilitas sistem keuangan Indonesia tetap terjaga dengan baik sepanjang triwulan IV-2024, meskipun kondisi global menunjukkan ketidakpastian yang semakin tinggi dan pertumbuhan ekonomi dunia yang tidak merata.
Menurut Menteri Keuangan sekaligus Ketua KSSK, Sri Mulyani Indrawati, ekonomi negara maju seperti Amerika Serikat masih menunjukkan pertumbuhan yang kuat, sementara Eropa dan Tiongkok terus berupaya meningkatkan laju ekonominya.
Memasuki triwulan I-2025, KSSK akan terus mencermati serta mengantisipasi berbagai dinamika yang berpotensi menjadi risiko negatif (downside risk), khususnya risiko geopolitik yang dapat memberikan dampak tidak langsung pada ekonomi dan sektor keuangan domestik.
Dalam rapat perdana KSSK di awal 2025, disepakati bahwa kewaspadaan dan sinergi antarlembaga harus ditingkatkan guna memitigasi dampak eksternal terhadap perekonomian dalam negeri. Salah satu faktor utama yang memengaruhi pasar keuangan global adalah kebijakan bank sentral Amerika Serikat, terutama terkait tarif dan inflasi yang diperkirakan akan menahan penurunan suku bunga.
Akibat kebijakan fiskal ekspansif AS, imbal hasil obligasi negara tersebut tetap tinggi, sehingga indeks dolar terus menunjukkan tren penguatan. Kondisi ini memberikan tekanan pada mata uang lain, termasuk rupiah, yang mengalami depresiasi sebesar 1,14 persen hingga 21 Januari 2025.
Sri Mulyani menegaskan bahwa Indonesia akan terus menjaga stabilitas sistem keuangannya melalui berbagai langkah antisipasi dan koordinasi antarinstansi terkait untuk menghadapi tantangan ekonomi global yang dinamis.
Tag: