Banyuwangi, Memo |
Produk pertanian Banyuwangi tak mau kalah kehilangan tajinya. Setiap saat muncul inovasi baru yang mampu dibanggakan.
Produk-produk pertanian Banyuwangi semakin mendapat tempat di pasar nasional. Baru-baru ini, salah satu produk yang mencuri perhatian adalah buah kupas beku (frozen fruit) produksi “Istana Sirsak”. Bahkan produk ini telah menembus berbagai kota di Tanah Air.
“ Pada tersangka hendak kita jaring dengan pasal 81 ayat 1 UU no 35 tahun 2014 mengenai perubahan atas Undang- undang No 23 tahun 2002 mengenai Perlindungan anak dengan ancaman ganjaran paling lama 15 tahun bui,” jelas Tur khan.
Adalah Sucipto pengusaha asal Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari. Ia sukses memulai usahanya sejak 2014 silam.
Usut cerita, melihat potensi pertanian khususnya sirsak Banyuwangi cukup melimpah. Ia nekat memulai dengan sedikit sentuhan inovasi. Bahkan, Sucipto memulai usaha hanya bermodal Rp 150 ribu.
“Awalnya saya sedih melihat buah sirsak ini tidak dimanfaatkan maksimal. Lalu saya survei pasar, ternyata ada sirsak yang sudah masak lalu dibuang karena masyarakat tidak bisa mengolah. Sayang sekali, karena sangat bermafaat untuk kesehatan. Lalu terpikir bagaimana memanfaatkannya,” kata Sucipto, Rabu (23/6/2021).
Sucipto lalu tergerak untuk memperpanjang usia sirsak, yakni dengan dibekukan. Bermodal Rp150 ribu, dia bertekad memulai usahanya. Dari modal tersebut, kini omzet penjualannya mencapai Rp. 50 juta per bulan.
“Dua tahun saya jatuh bangun, Alhamdulillah 2016 mulai banyak peminatnya. Bahkan saya sampai kewalahan memenuhi permintaan,” kata Sucipto.
Sirsak beku produksi Sucipto telah dipasok ke sejumlah pabrik dan restoran di berbagai kota, seperti Jakarta, Banjar, Bali, Surabaya, dan Mataram.
“Permintaan untuk Jakarta dan Banjar saja mencapai 1,5 ton per minggu. Itu pun hanya bisa kami penuhi 1 ton karena bahan bakunya terbatas,” kata Sucipto.
Untuk harga, Sucipto membandrol dengan harga yang sangat kompetitif. “Hanya Rp. 15 ribu per paks, masing-masing 1 kg,” kata dia.