Isu mengenai kemungkinan Menteri Keuangan Sri Mulyani untuk mengundurkan diri dari kabinet Indonesia Maju di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo sedang menjadi perbincangan hangat. Pernyataan ini telah diungkapkan oleh Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Faisal Basri dalam acara Political Economic Outlook 2024 di Tebet, Jakarta Selatan, pada Sabtu (13/1).
Faisal menyampaikan bahwa tidak hanya Sri Mulyani, namun Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan beberapa menteri lainnya juga mulai merasa tidak nyaman dengan kebijakan Jokowi. Mereka merasa kecewa terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap merugikan masyarakat.
Selain itu, dugaan adanya keberpihakan Jokowi pada pasangan calon nomor urut 2, Prabowo Subianto, dan Gibran Rakabuming Raka pada Pilpres 2024 juga dijadikan sebagai alasan.
Faisal menyoroti masalah utang, menyebutkan bahwa di era Jokowi, utang Indonesia sudah mencapai sekitar Rp8 kuadriliun atau Rp8.000 triliun. Menurutnya, pemerintah telah membangun berbagai infrastruktur tanpa meningkatkan pendapatan dengan cara yang efektif.
Faisal memperkirakan bahwa jika Prabowo menjadi penerus, utang Indonesia bisa mencapai Rp16 ribu triliun, yang akan menjadi beban generasi muda.
Dalam konteks ini, Faisal mengklaim mendengar kabar bahwa Sri Mulyani paling siap untuk mundur dari Kabinet Indonesia Maju. Ia mengajak untuk membujuk Sri Mulyani, Pak Basuki, dan beberapa menteri lainnya agar mundur, meyakini bahwa hal ini akan memiliki dampak yang signifikan secara moral.