Dalam rangkaian Pertemuan Musim Semi IMF-WBG 2024 di Washington DC, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan kritik terhadap tingginya biaya peminjaman Bank Dunia. Beliau juga menekankan perlunya peningkatan kapasitas keuangan dan reformasi tata kelola untuk memperkuat posisi Bank Dunia sebagai lembaga keuangan global yang efektif.
Biaya Pinjaman Bank Dunia Sekarang!
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengkritik tingginya biaya peminjaman yang ditetapkan oleh Bank Dunia, jika dibandingkan dengan lembaga-lembaga keuangan pembangunan multilateral lainnya saat ini. Hal ini disampaikan dalam Development Committee Meeting yang diadakan selama Pertemuan Musim Semi Dana Moneter Internasional-Kelompok Bank Dunia Tahun 2024 (2024 IMF-WBG Spring Meetings) di Washington DC, Amerika Serikat pada 15 hingga 20 April yang lalu.
Selain itu, Sri Mulyani juga menyoroti perlunya peningkatan kapasitas keuangan Bank Dunia dan penguatan kepentingan serta keterwakilan anggota di dalamnya. Beliau juga membagikan keyakinannya bahwa peningkatan modal yang sejalan dengan tinjauan kepemilikan saham, akan meningkatkan legitimasi dan tata kelola Bank Dunia di saat lembaga-lembaga global yang tepercaya sangat diperlukan keberadaannya. Hal ini diungkapkan melalui pernyataan resmi Kementerian Keuangan terkait kegiatan Sri Mulyani dalam Spring Meetings.
Pada kesempatan tersebut, Sri Mulyani memberikan apresiasi terhadap kemajuan yang telah dicapai menuju transformasi Grup Bank Dunia (WBG) menjadi entitas yang lebih besar, lebih baik, dan lebih berani melalui Peta Jalan Evolusi Grup Bank Dunia (World Bank Group Evolution Roadmap).
Sri Mulyani juga mendorong Bank Dunia untuk memiliki keyakinan yang lebih besar dalam menetapkan target-target yang ambisius untuk mencapai hasil evolusi pada fase berikutnya. Bank Dunia dan IMF juga diharapkan dapat mempertahankan momentum reformasi yang telah dimulai dan memastikan bahwa reformasi tersebut memberikan peluang nyata bagi negara-negara pasar yang sedang berkembang dan negara-negara berkembang.
Beliau juga menyampaikan harapan besar terhadap implementasi Program Tantangan Global dan Paktat Pengetahuan yang menempatkan kebutuhan dan kondisi klien sebagai prioritas utama.
Untuk diketahui, berdasarkan informasi dari IDA Bank Dunia, bunga pinjaman untuk ekonomi kecil dengan jangka waktu 40 tahun termasuk periode grace selama 10 tahun, diberlakukan dalam dua skema. Pada 11-20 tahun pertama, Bank Dunia menerapkan suku bunga sebesar 2%, dan 4% untuk tahun ke-21 hingga tahun ke-40.
Sementara itu, untuk ekonomi reguler, pinjaman berlangsung selama 38 tahun dengan periode grace selama 6 tahun, dan bunganya adalah 3,125% untuk tahun ke-7 hingga akhir masa pinjaman. Bank Dunia juga memiliki jenis pinjaman lain seperti kredit gabungan dengan jangka waktu 50 tahun, SML, Regular SUW, dan program-program lainnya.
Peningkatan Tata Kelola dan Kritik Sri Mulyani terhadap Biaya Pinjaman Bank Dunia
Akhirnya, dengan terlaksananya Global Challenges Programs dan Knowledge Compact, diharapkan akan ada peningkatan dalam cara Bank Dunia melayani kebutuhan negara-negara berkembang. Penguatan ini tidak hanya vital untuk mendukung perkembangan ekonomi, tapi juga esensial dalam memperkuat posisi Bank Dunia sebagai pilar penting dalam keuangan dan pembangunan global.