“Sudah muncul, masih di tahun 2014 itu kerja sama dengan RRC itu mulai tampak ketika beliau (Jokowi) pidato pertemuan APEC lalu disusul dengan kedatangan Waperdam Madam Liu Yan dong bahwa akan ada pertukaran 10 juta pemuda,” tambah Kivlan.
Sri Bintang berbicara soal maraknya tenaga asing dari negara China ke Indonesia. Isu seperti ini sebelumnya juga pernah ramai dibicarakan.
“Masuknya tenaga kerja dari RRC itu sudah begitu intens bahkan di awal 2015 pun sudah ada tentara yang ditangkap di Halim di dalam rangka Kereta Api Cepat ini seakan terulang kembali,” beber Sri Bintang.
Bukan hanya itu, dia lalu berbicara soal pengkhianatan melalui utang pemerintah saat ini. Sri Bintang lalu membandingkan utang di era Presiden Soeharto dan di pemerintahan Jokowi.
“Hutang yang begitu besar 60 miliar USD yang dibikin Jokowi 360 lebih itu belum teritung selama 3 tahun terakhir utang pokok yang dikembalikan. Utang itu lebih daripada itu yang dibuat Jokowi itu 60 miliar bandingkan dengan pak Harto yang nggak pernah lebih dari 6 miliar (USD) utangnya,” papar dia.
Sri Bintang menyebut saat ini kondisi bangsa sedang kacau balau. Dia menyoroti masalah perekonomian negara.
“Demokrasi tapi bukan untuk alat dan tujuan, maka suara rakyat, kedaulatan rakyat yang paling penting dan daulat rakyat yang akan kita sebarkan adalah asal jangan Jokowi,” sambungnya.
Jokowi pernah mendapatkan tuduhan mengenai kedekatan dengan China saat marak hoax mengenai banyaknya pekerja negara tersebut ke Indonesia. Jokowi membantah kabar yang tersebar di media sosial tersebut.
Adapun untuk tuduhan mengenai isu PKI, Jokowi menyatakan tudingan itu tak masuk akal. ( sumder dari Detik, 9 Pebruari 2018 )