Example floating
Example floating
BisnisEKONOMI

Skandal Dagang Terbaru: Indonesia vs. Uni Eropa di WTO!

×

Skandal Dagang Terbaru: Indonesia vs. Uni Eropa di WTO!

Sebarkan artikel ini
Skandal Dagang Terbaru: Indonesia vs. Uni Eropa di WTO!
Skandal Dagang Terbaru: Indonesia vs. Uni Eropa di WTO!
Example 468x60

Industri baja di Eropa memiliki peran krusial dalam perekonomian karena terkait erat dengan berbagai sektor industri seperti otomotif, konstruksi, elektronik, dan energi terbarukan.

Dampak Ekonomi dan Kontroversi Larangan Ekspor Bijih Nikel

Menurut The European Steel Association (EUROFER), industri besi dan baja menempati peringkat ketiga dalam hal nilai produksinya dibandingkan dengan sektor lain, mencapai 132 juta euro pada tahun 2020.

Bara menyatakan bahwa saat ini permintaan ekspor stainless steel Indonesia ke Eropa sedang meningkat. Namun, dengan adanya BMAD dan BMP, kerugian yang mungkin dialami Indonesia dalam setahun bisa mencapai 40 juta euro atau sekitar Rp569,1 miliar.

Selain masalah BMAD, Uni Eropa juga menggugat Indonesia terkait larangan ekspor bijih nikel yang diberlakukan sejak tahun 2020. Padahal, bijih nikel merupakan bahan baku penting dalam pembuatan baja.

Indonesia, sebagai negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia, menghentikan ekspor bijih nikel mentah dan berupaya untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi dari logam ini. Namun, tindakan ini menimbulkan protes dari Uni Eropa.

Eropa menilai bahwa larangan ekspor bijih nikel oleh Indonesia telah meningkatkan harga nikel di pasar global, yang berdampak buruk bagi Uni Eropa dan negara lain yang menggunakan nikel sebagai bahan baku.

Uni Eropa sudah mengajukan konsultasi melalui WTO pada tahun 2019 dan setelah tidak ada kesepakatan, mereka akhirnya mengajukan gugatan pada tahun 2021. Meskipun panel WTO menyatakan bahwa tindakan Indonesia tidak sesuai dengan aturan WTO dan memenangkan gugatan tersebut, Indonesia kemudian mengajukan banding pada Desember 2022.

Pemerintah Indonesia Melalui WTO Gugat Uni Eropa Terkait Bea Masuk Baja Nirkarat dan Ekspor Bijih Nikel

Permintaan ekspor stainless steel Indonesia ke Eropa tengah meningkat, namun dengan pemberlakuan BMAD dan BMP, kerugian yang dapat dialami Indonesia dalam setahun diperkirakan mencapai 40 juta euro atau sekitar Rp569,1 miliar.

Baca Juga  Diskon Listrik 50%! Nikmati Kemudahan Hemat Tagihan Hingga Februari 2025

Selain itu, gugatan terkait larangan ekspor bijih nikel juga menjadi perhatian. Meskipun panel WTO awalnya menyatakan tindakan Indonesia tidak sesuai dengan aturan WTO, Indonesia mengajukan banding pada Desember 2022.

Tantangan terbesar dalam gugatan ini adalah bagaimana menangani dampak ekonomi yang mungkin terjadi pada Indonesia akibat kebijakan tarif dan larangan ekspor yang diberlakukan oleh Uni Eropa.

 

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

EKONOMI

Selain itu, pengusaha juga memahami perubahan aturan teknis…

EKONOMI

Sebaliknya, jika inflasi melebihi 3,5 persen, produsen mungkin…

EKONOMI

Sebaliknya, jika inflasi melebihi 3,5 persen, produsen mungkin…

EKONOMI

Dari sisi domestik, sentimen positif datang dari pengumuman…

EKONOMI

Tidak hanya sektor pariwisata, industri makanan dan minuman…

EKONOMI

Simulasi Penghitungan: Untuk rumah mewah senilai Rp30 miliar:…