“Terjadinya setiap tahun tapi tergantung dari curah hujan. Kalau misalnya curah hujannya sangat tinggi seperti tadi, debit air di kali itu pasti sangat besar. Kadang anak-anak bisa lewat, tapi anak-anak TK atau SD yang kelas 1, 2, 3 masih kecil, jadi mereka kesulitan lewat kalau banjirnya besar,” ujar Laurensius Liko yang mengaku menjabat sebagai RT di Desa Aibura.
Dijelaskannya, bahwa puluhan pelajar itu berdomisili di Desa Aibura, sedangkan lokasi sekolahnya berada di Desa Wairbleler, Kecamatan Waigete. Sementara itu, anggota DRPD Kabupaten Sikka, Wens Wege menjelaskan, perencanaan pengerjaan jembatan di Liangawo sudah dilakukan.
“Pak Bupati sudah ada perencanaan untuk pengerjaan jembatan di Liangawo, untuk anak-anak sekolah serta penduduk desa, karena jembatan itu sangat dibutuhkan sebagai penghubung antara Desa Aibura dengan Desa Wairbleler,” tegasnya.