Serangan jantung, “pembunuh senyap” yang menjadi penyebab utama kematian, rupanya memiliki kecenderungan lebih tinggi terjadi pada hari Senin, demikian ungkap penelitian terbaru dari para ahli kesehatan. Dengan persentase kematian tertinggi di Indonesia, fenomena ini menjadi sorotan utama dalam upaya memahami pola serangan jantung yang terus menjadi ancaman serius bagi kesehatan global.
Mengapa Senin Menjadi Pemicu Tingginya Serangan Jantung?
Serangan jantung merupakan salah satu penyakit yang menjadi penyebab tingginya angka kematian di seluruh dunia, termasuk Indonesia, dan dikenal sebagai “pembunuh senyap” atau silent killer.
Menurut data Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI), serangan jantung menduduki peringkat tertinggi sebagai penyebab kematian di Indonesia, mencapai 14,38 persen, dan juga mencatatkan 16,17 persen kematian secara global.
Beberapa laporan menyatakan bahwa serangan jantung sering kali terjadi pada hari Senin. Pada pandangan pertama, hal ini mungkin terlihat sebagai kebetulan, tetapi penelitian telah mengungkapkan alasan di balik pola ini.
Dilansir dari situs resmi British Heart Foundation (BHF), sebuah penelitian terbaru yang disajikan dalam konferensi British Cardiovascular Society (BCS) mengungkapkan bahwa serangan jantung yang serius memiliki kecenderungan lebih tinggi terjadi pada hari Senin dibandingkan dengan hari-hari lain dalam seminggu.
Studi ini melibatkan para dokter dari Belfast Health and Social Care Trust dan Royal College of Surgeons di Irlandia yang menganalisis data dari 10.528 pasien yang dirawat di berbagai rumah sakit di seluruh Irlandia, termasuk Republik Irlandia dan Irlandia Utara.
Pasien-pasien ini mengalami serangan jantung paling parah, yaitu ST-elevation myocardial infarction (STEMI) atau penyumbatan total pembuluh darah arteri koroner.
STEMI biasanya memerlukan tindakan segera untuk membuka kembali arteri koroner yang tersumbat dan mengembalikan aliran darah ke jantung. Jika tidak segera diatasi, STEMI dapat berakibat fatal.
Penelitian Ungkap Korelasi Senin dengan Risiko Serangan Jantung
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dalam jumlah kasus serangan jantung STEMI pada awal minggu, khususnya pada hari Senin dengan peningkatan mencapai 13 persen.
Walaupun kasus STEMI juga cenderung lebih tinggi pada hari Minggu, alasan di balik kecenderungan serangan jantung STEMI pada hari Senin masih belum diketahui dengan pasti. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ritme sirkadian tubuh yang mengatur siklus tidur dan bangun manusia mungkin menjadi faktor yang mempengaruhi.
Dr. Jack Laffan, seorang ahli jantung, menyatakan bahwa meskipun penyebabnya kemungkinan bersifat multifaktorial, tetapi berdasarkan penelitian sebelumnya, korelasi antara awal minggu kerja dan kejadian STEMI cukup signifikan.
Meskipun serangan jantung STEMI lebih mungkin terjadi pada hari Senin, hal ini tidak mengurangi kemungkinan terjadinya serangan jantung pada hari-hari lain dalam minggu. Para ahli mengingatkan bahwa serangan jantung merupakan kondisi darurat medis yang dapat terjadi kapan saja, dan para dokter perlu memiliki pemahaman tambahan terkait hari-hari tertentu dalam seminggu yang dapat meningkatkan risiko serangan jantung.
Prof. Sir Nilesh Samani, Direktur Media BHF, menambahkan bahwa penelitian ini memberikan tambahan bukti terkait waktu terjadinya serangan jantung yang serius, dan pengetahuan ini dapat membantu dokter untuk lebih memahami kondisi ini, dengan harapan dapat menyelamatkan lebih banyak nyawa di masa depan.
Memahami Fenomena Senin: Kunci Peningkatan Risiko Serangan Jantung
Sebagai tambahan bukti seputar waktu terjadinya serangan jantung yang serius, penelitian ini memberikan wawasan yang berharga bagi para dokter. Prof. Sir Nilesh Samani, Direktur Media BHF, menekankan perlunya pemahaman mendalam terkait hari-hari tertentu dalam seminggu yang dapat mempengaruhi tingkat risiko serangan jantung.
Dengan harapan, pengetahuan ini dapat memberikan kontribusi dalam upaya menyelamatkan lebih banyak nyawa di masa depan.