Tempat itu kini begitu populer sehingga menarik wisatawan lokal. Ironisnya, pemerintah setempat menarik pungutan kepada mereka yang memasuki kawasan tersebut. “Ini sebuah kontradiksi. Pemerintah mengetahui perzinahan yang terjadi, tetapi mengabarkan sesuatu yang berbeda dan menutup mata,” kata Abboud dikutip Daily Mail.
Menurut dia, pemerintah dan tokoh agama setempat terkesan membiarkan prostitusi berkedok ritual di Gunung Kemukus. Selain bertolak belakang dengan ajaran agama, aktivitas tersebut juga rawan penyebaran penyakit kelamin. ( ed )