MEMO – Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) akan menggelar aksi unjuk rasa di depan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta, pada Rabu (5/2/2025). Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap kelangkaan gas LPG 3 kg yang semakin menyulitkan masyarakat, terutama rakyat kecil.
Ketua Departemen Komunikasi dan Media KSPI, Kahar S. Cahyono, membenarkan rencana demonstrasi ini.
“Aksi akan dimulai pada pukul 10.00 WIB,” ujar Kahar saat dikonfirmasi oleh RRI pada Selasa (4/2/2025).
Dalam aksi tersebut, KSPI membawa sejumlah tuntutan utama, salah satunya adalah mendesak Kementerian ESDM untuk memastikan ketersediaan gas LPG 3 kg di pasaran agar tidak lagi mengalami kelangkaan.
“Pemerintah harus menjamin stok LPG 3 kg tetap tersedia dan mudah diakses oleh rakyat. Gas melon ini kebutuhan pokok, tidak boleh langka!” tegas Kahar.
Selain itu, KSPI juga meminta agar pemerintah mengembalikan sistem distribusi LPG 3 kg ke pengecer dan warung kecil, seperti sebelum adanya kebijakan baru.
Tak hanya itu, mereka bahkan mendesak agar Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, dicopot dari jabatannya karena dinilai telah mengeluarkan kebijakan yang semakin menyusahkan rakyat kecil.
“Kami menuntut Menteri ESDM dipecat! Kebijakannya hanya membuat masyarakat semakin kesulitan,” serunya.
Aksi demonstrasi ini diperkirakan akan diikuti oleh sekitar 200 orang, termasuk elemen Partai Buruh, yang turut serta menyuarakan keresahan masyarakat terkait sulitnya mendapatkan LPG 3 kg.
Sementara itu, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia meminta masyarakat untuk bersabar, terutama dalam masa transisi kebijakan yang menghapus penjualan LPG 3 kg di pengecer dan memusatkannya ke pangkalan resmi.
“Kami minta sedikit waktu untuk menyelesaikan masalah ini,” ujar Bahlil dalam konferensi pers bertajuk “Capaian Sektor ESDM Tahun 2024 dan Rencana Kerja Tahun 2025” di Jakarta, Senin (3/2/2025).
Bahlil juga membantah adanya kelangkaan LPG 3 kg, menurutnya masyarakat hanya perlu menempuh jarak lebih jauh untuk membeli gas melon ini.
“Dulu bisa beli di pengecer yang jaraknya hanya 100 meter, sekarang mungkin harus berjalan 500 meter hingga 1 kilometer. Ini hanya soal distribusi, bukan kelangkaan,” jelasnya.
Namun, pernyataan ini justru semakin memicu kemarahan publik, karena kebijakan baru dianggap menyulitkan masyarakat dalam mendapatkan LPG 3 kg.