MEMO,Ponorogo: Reog Ponorogo memikat dunia! Pawai spektakuler 10 grup merak dan barong meriahkan Jakarta dalam upaya menuju pengakuan UNESCO. Muhadjir Effendy, Menko PMK, yakin prestasi ini layak sebagai warisan budaya dunia.
Pawai Megah 10 Grup Merak dan Barong Memukau Mata di Jakarta
Pesona Reog Ponorogo memikat perhatian dalam perhelatan seni budaya, Gelar Karya Revolusi Mental, di Jakarta pada hari Minggu (27/8/2023).
Sepuluh grup penari merak yang mengenakan kostum barong berjalan kaki sepanjang 1,5 kilometer dari Perpustakaan Nasional hingga mencapai kantor Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK).
Muhadjir Effendy: Reog Ponorogo Layak Jadi Warisan Budaya Tak Benda
Usai prosesi tersebut, Reog Ponorogo tampil dengan konsep festival selama 25 menit. Acara ini juga menjadi kesempatan untuk menyerahkan dokumen pengajuan Reog Ponorogo sebagai warisan budaya tak benda (intangible cultural heritage/ICH) oleh Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang juga merupakan Ketua Paguyuban Reog Susiwijono Moegiarso kepada Menko PMK, Muhadjir Effendy. Dokumen tersebut selanjutnya akan diserahkan kepada Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek, Hilmar Farid, untuk disidangkan di UNESCO pada bulan Desember 2024.
Muhadjir Effendy memiliki keyakinan bahwa Reog Ponorogo layak mendapatkan pengakuan dari UNESCO sebagai warisan budaya tak benda. Hal ini dikarenakan seni orisinal dari Ponorogo ini telah menyebar ke berbagai daerah di Indonesia maupun di luar negeri. Muhadjir menyatakan, “Paguyuban Reog Ponorogo telah tersebar di Malaysia, Thailand, Filipina, dan Singapura. UNESCO seharusnya mengakui Reog sebagai warisan budaya dunia yang berasal dari Ponorogo.”
Menurutnya, pengakuan dari UNESCO terhadap Reog Ponorogo akan membawa kebanggaan bagi warga Ponorogo dan seluruh masyarakat Indonesia. Selain itu, hal ini akan melengkapi 12 warisan budaya Indonesia lainnya yang sudah terdaftar di UNESCO dalam bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan.
Muhadjir juga menjelaskan, “Kebudayaan merupakan alat diplomasi lembut yang sangat efektif dalam berhubungan dengan negara lain. Tingkat peradaban suatu negara sering kali dinilai dari sejauh mana kebudayaannya berkembang dan dihargai.”
Dalam pawai seni di Jakarta, Reog Ponorogo berdampingan dengan Tari Bali, Pencak Silat, Tari Saman, dan Angklung yang sebelumnya telah mendapatkan predikat warisan budaya tak benda. Pawai ini diikuti oleh sekitar 1.000 peserta dengan berbagai pertunjukan seni. Pemerintah Kabupaten Ponorogo juga khusus mengirimkan 20 penari pembarong lengkap dengan penari jatilan, bujangganong, dan pengrawit gamelan reog, serta 10 penari merak. (kominfo_PNG/RRI)
Reog Ponorogo: Kesenian Megah Berusaha Meraih Posisi Warisan Budaya Dunia”