Selain Rektor Unika Soegijapranata, Rektor Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus), Masrukhi, juga mengaku diminta oleh kepolisian untuk membuat hal serupa. Masrukhi mengatakan bahwa aktivitas membuat video testimoni seperti ini sudah sering dilakukan sebagai bentuk kemitraan antara perguruan tinggi, Polri, TNI, dan organisasi keagamaan.
Komjen Fadil Imran membantah adanya operasi aparat yang menekan para rektor perguruan tinggi untuk menyuarakan narasi positif terhadap Jokowi. Fadil mengatakan bahwa polisi secara rutin mendatangi berbagai pihak, bukan hanya rektor, tetapi juga tokoh masyarakat dan tokoh agama.
Wakapolri Komjen Agus Andrianto juga telah menegaskan bahwa tidak ada anggota Polri yang memaksa sejumlah rektor untuk membuat video memuji Presiden Jokowi. Agus menyatakan bahwa Polri fokus untuk menciptakan suasana dan situasi kondusif menjelang Pemilu.
Pendekatan Terhadap Rektor Perguruan Tinggi: Reaksi dan Tujuan Kaporestabes Semarang
Meskipun terdapat upaya operasi senyap untuk mempengaruhi rektor-rektor perguruan tinggi dalam menyuarakan narasi positif terhadap pemerintahan Jokowi, beberapa di antaranya menegaskan netralitas dan menolak permintaan tersebut.
Respons dari Kaporestabes Semarang menegaskan bahwa pendekatan terhadap rektor-rektor tersebut merupakan bagian dari program cooling system untuk menurunkan tensi politik menjelang Pemilu 2024, dengan fokus pada terciptanya suasana aman dan damai.