Malang, Memo
Kurang lebih 122 ekor sapi di Kabupaten Malang terkena wabah penyakit mulut serta kuku( PMK). Jumlah ini tersebar di 4 kecamatan, ialah Ngantang, Singosari, Wajak, serta Gondanglegi.
Plt Kepala Dinas Peternakan serta Kesehatan Hewan( DPKH) Malang, Nurcahyo berkata, permasalahan ini bermula dikala libur Lebaran pada 26 ataupun 28 April 2022. Kecamatan Ngantang dilaporkan ada hewan ternak yang terindikasi PMK.
” Tetapi warga serta peternak di wilayah Ngantang itu telah membagikan obat, antibiotik serta vit. Setelah itu ternaknya 5 hingga 6 hari sembuh,” kata Cahyo dikala dihubungi Republika. co. id, Jumat( 13/ 5/ 2022).
Berikutnya, tim DPKH Malang turun ke Ngantang pada 8 Mei 2022. Dinas berjumpa Koperasi Unit Desa( KUD) yang membawahi kelompok peternak. Lewat pimpinan kelompok, dinas membagikan bimbingan serta pembinaan berkaitan dengan penangkalan serta pengendalian PMK.
Bimbingan yang diberikan antara lain imbauan supaya kandang disemprot dengan cairan disinfektan serta menghalangi orang masuk kandang. Setelah itu peternak wajib dalam kondisi bersih dikala masuk kandang. Bila ada ternak yang terindikasi PMK, hingga wajib lekas dipisahkan.
Dari sisi Pemkab Malang, kata Cahyo, sudah dibangun 7 tim yang bertugas memantau pertumbuhan PMK serta membagikan bimbingan di 33 kecamatan. Timnya ini diketuai oleh dokter hewan serta pula ada perwakilan dari kepolisian.” Timnya itu sebab personel pula terbatas, tetapi kami mempunyai petugas di lapangan itu di seluruh kecamatan terdapat,” jelasnya.
Walaupun jumlah permasalahan PMK telah menggapai ratusan, Cahyo meyakini, hewan ternak yang sembuh lumayan banyak. Bersumber pada laporan yang masuk dari 4 kecamatan, terdapat 15 hingga 16 ekor sapi yang sembuh. Sedangkan itu, sepanjang ini tidak terdapat laporan sapi yang mati akibat wabah PMK.
Soal laporan permasalahan PMK di 29 kecamatan yang lain, Cahyo mengaku belum menerima data dari warga. Tetapi, ia memohon peternak buat mempraktikkan langkah- langkah yang sehat serta nyaman.
Bila terdapat gejala PMK, hingga wajib lekas diatasi secara sistematis dengan antibiotik. Apabila sapi panas, hingga wajib diberikan obat panas serta vit supaya imunitas senantiasa terpelihara.
Di sisi lain, Cahyo mengaku penindakan wabah PMK tidak masuk dalam program kerjanya. Tetapi, dinas berupaya membagikan vit serta antibiotik yang sudah tercatat di program lebih dahulu. Setelah itu dinas pula hendak menyemprot cairan disinfektan ke kandang hewan ternak guna menghindari penyebaran PMK.
” Tetapi di warga petani itu telah terbiasa semacam itu jika sapi tidak ingin makan diberikan vit. Cedera, diberikan antibiotik. Tetapi kita terus jalani pemantauan kepada para peternak,” kata ia.
Buat diketahui, di Malang tercatat terdapat 243 ribu ekor sapi potong. Sedangkan itu, total sapi perah yang terdapat di 33 kecamatan sebesar 86 ribu. Jumlah ini membuat Malang tercantum salah satu sentra sapi potong serta sapi perah di Jawa Timur( Jatim).
