Mayoritas warga Indonesia merasa memiliki tanggung jawab moral untuk melindungi lingkungan di tengah ancaman krisis iklim. Namun, sebuah studi mendalam mengungkapkan kesenjangan antara kesadaran ini dengan tindakan nyata yang dilakukan.
Meskipun perasaan bersalah terhadap kerusakan lingkungan sudah mengakar, hanya sedikit yang berkontribusi dalam aksi konservasi. Simaklah perjalanan kesadaran lingkungan di Indonesia dan pesan penting dari Presiden Joko Widodo mengenai pentingnya tindakan nyata dalam menghadapi perubahan iklim.
Studi Yale Ungkap Kesadaran Lingkungan di Indonesia Tapi Dukungan Nyata Kurang
Mayoritas penduduk Indonesia menganggap melindungi lingkungan dari kerusakan di tengah krisis iklim adalah sebuah tanggung jawab moral. Namun, ironisnya, tindakan nyata untuk melaksanakan tanggung jawab tersebut masih terbilang minim, lebih banyak sekadar omongan.
Temuan ini diungkapkan dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Pusat Komunikasi Perubahan Iklim Universitas Yale di Amerika Serikat, yang bekerja sama dengan Development Dialogue Asia, Communication for Change, dan Kantar Indonesia.
Penelitian ini berlangsung antara Juni hingga Juli 2021 dan melibatkan wawancara dengan 3,490 responden di seluruh Indonesia, yang mencakup 34 provinsi.
Hasil dari penelitian ini kemudian dilengkapi dengan 14 sesi diskusi terbatas pada Juli hingga Agustus 2022, yang melibatkan Communication for Change, di beberapa lokasi seperti Jakarta, Jayapura (Papua), Tarai Bangun (Riau), Kisaran (Sumatera Utara), serta Tegal, Demak, dan Semarang (Jawa Tengah).
Diskusi ini menghasilkan pemahaman lebih dalam tentang segmen audiens dan panduan adaptasi pesan terkait perubahan iklim.
Enggar Paramita, dari Development Dialogue Asia, mengatakan bahwa hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa 91 persen penduduk Indonesia merasa memiliki tanggung jawab moral untuk melindungi lingkungan dari kerusakan yang disebabkan oleh ulah manusia, demi kepentingan bersama.
“Sebanyak 90 persen merasa bertanggung jawab untuk mengurangi kerusakan demi kepentingan generasi mendatang. Bahkan 82 persen mengaku merasa bersalah atas dampak negatif yang diciptakan oleh manusia terhadap lingkungan,” ungkap Enggar, seperti yang dikutip dalam keterangan tertulisnya pada Jumat (6/10).
Peran Penting Presiden Jokowi dalam Menyuarakan Perubahan Iklim dan Lingkungan
Namun, ironisnya, perasaan bersalah ini belum diikuti dengan dukungan nyata terhadap aksi konservasi lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya sekitar 18 persen penduduk Indonesia yang pernah berdonasi kepada kelompok lingkungan, sementara hanya 4 persen responden yang pernah ikut dalam aksi boikot.