Dedi menjelaskan bahwa aplikasi MyTelkomsel pernah menjadi salah satu aplikasi yang paling banyak diakses di Indonesia, berada di deretan atas bersama dengan aplikasi media sosial besar seperti WhatsApp dan TikTok.
Oleh karena itu, Telkomsel memanfaatkan kepopuleran tersebut untuk memaksimalkan pengalaman pelanggan Telkomsel dan IndiHome dalam platform MyTelkomsel.
Namun, Dedi juga mengakui bahwa kemungkinan app My IndiHome akan ditutup di masa depan tidak dikecualikan. Semuanya tergantung pada penggunaan oleh pelanggan (use case).
“Kami akan melihat apakah suatu hari nanti akan ada hanya satu aplikasi MyTelkomsel atau dipisah lagi. Jika pelanggan menginginkan pemisahan, seperti yang terjadi dengan My Orbit, maka akan dipertimbangkan. Semua keputusan ini bergantung pada permintaan dari para pelanggan,” jelasnya.
Selain layanan online, Telkomsel juga telah mengintegrasikan layanan purnajual, termasuk perubahan 387 gerai Plasa Telkom menjadi GraPari, penggabungan site call center, e-care, dan juga layanan self-service.
Integrasi layanan purnajual ini telah membuat Telkomsel memiliki total 754 gerai GraPari, 7 situs call center, 4 situs e-care, dan 856 perangkat self-service.
Dengan adanya integrasi ini, semua titik kontak pelanggan yang sebelumnya melayani pelanggan Telkomsel kini juga akan melayani pelanggan IndiHome, baik untuk kebutuhan pemasangan baru, pembayaran, promosi dan program loyalitas, hingga pengalaman Smarthome.
Telkomsel Sukses Pertahankan Aplikasi My IndiHome Pasca-Integrasi dengan Layanan Fixed Broadband
Telkomsel menunjukkan usahanya dalam meningkatkan pengalaman pelanggan dengan mengintegrasikan berbagai layanan purnajual. Hal ini mencakup perubahan gerai Plasa Telkom menjadi GraPari, penggabungan site call center, e-care, dan layanan self-service.
Dengan berbagai langkah ini, Telkomsel berusaha untuk memberikan layanan yang lebih baik, efisien, dan terintegrasi bagi pelanggan IndiHome dan Telkomsel.