Badai PHK yang melanda berbagai industri mengkhawatirkan karyawan di seluruh negeri. Dalam situasi yang sulit ini, perencana keuangan memberikan panduan tiga langkah penting untuk menjaga kesehatan mental, keuangan, dan merencanakan karier yang lebih cerah.
Panduan Langkah demi Langkah untuk Bertahan Setelah PHK
Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) terus meluas di berbagai sektor industri, mulai dari sektor perbankan, teknologi informasi (TI), media, hingga tekstil. PHK bukan hanya menjadi ancaman bagi perusahaan-perusahaan start-up, tetapi juga menjadi momok menakutkan bagi karyawan-karyawan di perusahaan-perusahaan besar seperti The Fed yang telah merumahkan 300 karyawan hingga akhir tahun 2023, dan Meta yang dimiliki oleh Mark Zuckerberg yang tampaknya tak pernah berhenti melakukan PHK terhadap karyawannya.
Perencana Keuangan dari PINA, I Nyoman Bhawa Laksana, memahami betul bahwa PHK merupakan situasi yang sangat menakutkan bagi para karyawan. Untuk menjaga masa depan mereka, Bhawa menyarankan tiga langkah penting.
- Kesehatan Mental Bhawa menyarankan agar karyawan yang terkena PHK berbicara tentang situasi mereka kepada orang-orang terdekat, termasuk keluarga. Hal ini bertujuan untuk meringankan beban pikiran dan menghindari terus-menerus merasa tertekan.
Bhawa mengatakan, “Tidak disarankan untuk berbicara dengan sesama yang sedang mengalami PHK, karena tidak semua orang mampu menjaga pikiran mereka tetap positif dalam situasi tersebut.” Dengan berpikiran terbuka dan positif, PHK dapat menjadi pemicu semangat untuk mengejar hal-hal yang sebelumnya terlupakan ketika sibuk dengan pekerjaan dan menemukan gairah hidup yang sebenarnya.
- Kesehatan Keuangan Setelah kesehatan mental terjaga, Bhawa menyarankan para korban PHK untuk segera mengevaluasi keuangan mereka. Kondisi keuangan yang buruk dapat memperburuk kesehatan mental seseorang.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan termasuk jumlah uang pesangon dan kapan akan diterima, kapan asuransi dari mantan perusahaan akan berakhir, bagaimana proses migrasi BPJS Ketenagakerjaan dari dikelola oleh perusahaan ke menjadi mandiri, dan berapa jumlah yang dapat dicairkan dari BPJS Ketenagakerjaan.
“Dengan melakukan pemeriksaan keuangan, seseorang dapat melihat kondisi keuangan mereka secara lebih rasional. Segera identifikasi berapa dana darurat yang tersedia, aset yang dimiliki, utang yang ada, dan arus kas yang sedang berlangsung. Lakukan perubahan sesuai dengan situasi tanpa pendapatan,” kata Bhawa. “Pemahaman yang komprehensif tentang situasi keuangan akan membantu kita membuat keputusan karier yang lebih bijak,” tambahnya.
Mengatasi Stres dan Merencanakan Karier Lebih Baik Setelah Pemutusan Hubungan Kerja
- Pilihan Karier Setelah kesehatan mental dan keuangan terkendali, saatnya untuk merencanakan arah karier selanjutnya. Bhawa menyarankan bahwa mungkin saja selama ini karyawan belum benar-benar puas dengan karier mereka, termasuk pekerjaan di perusahaan sebelumnya.
Terkadang, hidup dengan penghasilan bulanan membuat seseorang terjebak dalam zona nyaman. Bhawa berpendapat bahwa PHK dapat menjadi kesempatan untuk mencoba hal-hal baru.
“Berdasarkan skill yang dimiliki, pertimbangkan untuk mempelajari hal-hal baru, baik itu keterampilan baru atau hobi baru. Cobalah berada dalam lingkungan yang berbeda. Selanjutnya, buatlah rencana karier dengan beberapa alternatif. Mungkin Anda ingin melanjutkan dalam pekerjaan dengan tugas yang mirip di industri yang sama, atau bahkan menjadi profesional, freelancer, atau wirausaha,” jelas Bhawa. “Banyak pengusaha sukses yang awalnya adalah karyawan yang akhirnya memutuskan untuk keluar dari pekerjaan mereka. Siapa tahu Anda adalah calon pengusaha sukses berikutnya,” tambahnya.
Jika Anda memutuskan untuk berbisnis, Anda mungkin bertanya-tanya dari mana Anda akan mendapatkan modal. Perencana Keuangan dari OneShildt Consulting, Imelda Tarigan, memberikan beberapa saran kepada korban PHK yang ingin menjadi pebisnis.
Imelda menyarankan agar pemula yang ingin terjun ke dunia bisnis tidak terburu-buru dan harus memahami dasar-dasar bisnis terlebih dahulu. Ia menyarankan agar pemula memahami operasional bisnis dengan modal yang sekecil mungkin.
“Jangan langsung menginvestasikan sejumlah besar uang. Coba pahami dulu bagaimana bisnis berjalan dan bagaimana cara memasarkan produk atau jasa Anda,” saran Imelda.
Imelda juga menyarankan agar menggunakan tabungan yang dimiliki saat masih bekerja sebagai modal bisnis, tetapi dengan perhitungan matang, terutama setelah mulai mendapatkan keuntungan. Ia menyarankan untuk menghindari pinjaman online (pinjol) untuk modal bisnis.