Kementerian Perhubungan (Kemenhub) saat ini sedang melakukan evaluasi terhadap kemungkinan penggunaan tarif dinamis, yang juga dikenal sebagai dynamic pricing, untuk layanan LRT Jabodebek. Dalam skenario ini, tarif yang dikenakan mungkin akan lebih terjangkau saat jam-jam sibuk atau yang dikenal sebagai peak hour.
Menurut Adita Irawati, Juru Bicara Kemenhub, “Konsep dinamis atau dynamic pricing ini sangat bergantung pada waktu, yaitu jam padat atau peak hour. Artinya, ketika kita berada di saat-saat dengan tingkat kepadatan penumpang yang tinggi, kemungkinan besar tarif akan menjadi lebih terjangkau.”
Namun, perlu dicatat bahwa saat penerapan tarif dinamis ini belum dapat dipastikan karena masih memerlukan penyesuaian lebih lanjut. Adita menjelaskan bahwa untuk saat ini, tarif LRT Jabodebek akan tetap sama seperti yang berlaku sebelumnya.
“Tarifnya masih akan dipertahankan pada tingkat yang sama seperti sekarang. Kami memang sudah mulai membahas kemungkinan adanya dynamic pricing, yang akan mengikuti jadwal peak hour dan off peak. Tetapi hal ini masih dalam tahap pembahasan, dan akan diumumkan lebih lanjut,” tambahnya.
Inovasi Tarif dan Tarif Promo: Mewujudkan Transportasi Umum Terjangkau
Saat ini, tarif LRT Jabodebek berkisar antara Rp3.000 hingga Rp20 ribu mulai dari tanggal 1 Oktober. Namun, pada akhir pekan dan hari libur nasional, tarifnya turun menjadi maksimal Rp10 ribu.
Kuswardoyo, Manajer Public Relations LRT Jabodebek, menyampaikan bahwa minat masyarakat untuk mencoba LRT Jabodebek tetap tinggi. Terutama karena LRT Jabodebek merupakan kereta perkotaan pertama di Indonesia yang beroperasi tanpa masinis.