Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh Which?, sebuah organisasi yang peduli akan kepentingan konsumen, telah menemukan bahwa biaya menginap di hotel dapat jauh lebih ekonomis, dengan potensi penghematan hingga 85 persen jika dibandingkan dengan menyewa properti melalui Airbnb.

Untuk sementara waktu, terlihatnya liburan singkat menjadi pilihan yang bijak jika Anda berkeinginan untuk menghemat biaya akomodasi selama liburan Anda.

Kemampuan untuk menyewa seluruh apartemen atau tempat tinggal di mana Anda dapat memasak sendiri dan merasa seperti berada di rumah Anda sendiri, sering kali dapat ditemukan dengan harga yang sangat terjangkau, menjadi alternatif yang menarik untuk tempat menginap.

Pengalaman semacam ini seringkali ditemukan saat Anda menggunakan platform sewa akomodasi seperti Airbnb. Akan tetapi, hasil studi terbaru yang dilakukan oleh Which? Travel menunjukkan bahwa situasinya telah berubah. Dengan cukup mengejutkan, studi ini menunjukkan bahwa sewa kamar hotel cenderung lebih ekonomis daripada Airbnb di banyak lokasi.

Seperti yang dilaporkan oleh Time Out, Which? Travel melakukan analisis biaya terhadap 300.000 listing kamar tidur tunggal di situs sewa akomodasi populer, dibandingkan dengan tarif ribuan kamar hotel, dalam 50 destinasi dari Mei 2022 hingga Mei 2023.

Studi Menunjukkan Hotel Jadi Pilihan Lebih Hemat Daripada Airbnb

Di masa lalu, Airbnb dan perusahaan sewa akomodasi lainnya seringkali dapat menawarkan akomodasi yang lebih ekonomis, karena mereka tidak memiliki biaya operasional staf. Namun, dengan popularitas akomodasi sewaan yang semakin meningkat akibat pandemi, Airbnb mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan.

Sebagai contoh, di Santorini, sebuah pulau populer di Yunani, listing Airbnb dan Vrbo memiliki harga yang 71 persen lebih tinggi dibandingkan dengan hotel, dengan tarif rata-rata sekitar 233 euro atau sekitar Rp3,8 juta, dibandingkan dengan tarif rata-rata hotel sekitar 137 euro atau sekitar Rp2,2 juta.