NGANJUK,MEMO.CO.ID –
Sekolah Dasar (SD ) Negeri 1 Kemlokokegi Baron yang sudah menyandang predikat sekolah berbasis Standar Pelayanan Minimal ( SPM ) langganan dikepung banjir.
Sungguh ironi sekali. Pasalnya dari tiga sekolah dasar berbasis SPM di Kabupaten Nganjuk, hanya SDN 1 Kemlokolegi yang masih dihadapkan dengan persoalan banjir. Dampak dari itu tentunya sangat menghambat kegiatan belajar mengajar diluar kelas.
Sepanjang musim penghujan ini, para murid dan guru setiap hari senin pagi hampir tidak bisa melaksanakan kegiatan upacara bendera. Termasuk pada jam pelajaran olah raga para murid dengan terpaksa diungsikan ketempat lain diluar sekolah. ” Kalau halaman sekolah banjir dengan terpaksa tidak bisa upacara,” terang Wagiman selaku Kasek .
Sekedar diketahui lokasi gedung baru SDN 1 Kemlokolegi berdiri dipermukaan tanah yang lebih rendah dibandingkan dengan badan jalan. Otomatis jika curah hujan tinggi air hujan akan mengalir di tempat yang lebih rendah.
Yang memprehatinkan, proyek pembangunan gedung SDN 1 Kemlokolegi yang menelan anggaran mencapai Rp 2,1 milyar ternyata tidak dilengkapi sarana pembuangan dan serapan air hujan. Sehingga ketika air hujan menggenangi halaman maka akan tidak cepat surut.
Selain itu menurut penuturan Kasek SDN 1 Kemlokolegi, Wagiman, sampai saat ini sekolah yang dipimpinya itu juga belum memiliki jalan masuk. “Jadi selama sekolah ini dioperasikan pada pertengahan tahun 2016 silam sampai sekarang masih sewa tanah milik warga untuk jalan masuk ke lokasi sekolah,” paparnya.
Ditanya harapanya dengan kondisi ini ditegaskan oleh dia semestinya daerah segera melakukan survey untuk melihat secara dekat kondisi disekolah. ” Untuk terhindar dari banjir harus dilakukan peningkatan permukaan tanah halaman sekolah,” pungkasnya.
Sementara dikatakan Ir.Heri Endarto selaku konsultan kontruksi dengan dana 2 milyar seharusnya menghasilkan mutu pekerjaan maksimal. ” Pihak auditor wajib turun ,” tuturnya. ( adi )