Sebagai Bacaleg Jawa Barat dari PDIP dapil Kabupaten Garut, Hamzah menyatakan bahwa secara ekonomi, komoditas kopi yang dihasilkan petani kopi mengalami peningkatan setiap tahunnya.
“Pasar untuk komoditas kopi ini sangat terbuka luas, tidak hanya di tingkat lokal, tetapi juga di pasar ekspor, terutama Eropa dan Australia. Saat ini, negara kita menjadi salah satu negara tujuan utama ekspor komoditas kopi,” paparnya.
Hamzah menambahkan bahwa hal yang sama terjadi di pasar lokal. Saat ini, banyak tumbuh para pelaku usaha kopi lokal dengan banyaknya kedai atau kafe yang menawarkan produk kopi lokal arabika. Produk ini sangat digandrungi oleh masyarakat dari berbagai kalangan.
“Keberadaan pengusaha lokal atau pribumi saat ini membuktikan bahwa usaha kopi memiliki prospek yang bagus, dari hulu hingga hilir,” pungkas Hamzah.
Dalam artikel ini, kita melihat bagaimana petani kopi Garut, yang dikenal sebagai “Sunda Hejo,” telah memainkan peran penting dalam pengelolaan hutan.
Dengan pemamfaatan sebesar 98% kawasan hutan, petani kopi lokal telah menjadi pilar utama dalam menjalankan program perhutanan sosial.
Kebijakan baru ini memberikan mereka kesempatan untuk mengelola kawasan hutan selama 35 tahun, yang secara signifikan meningkatkan keuntungan mereka. Selain itu, penanaman kopi di lahan rawan bencana juga memberikan solusi bagi masalah kebencanaan.
Dengan pasar kopi lokal dan ekspor yang terus berkembang, bisnis kopi lokal arabika semakin diminati oleh masyarakat dari berbagai kalangan.
Geliat usaha kopi ini memberikan prospek yang cerah, dari hulu hingga hilir, dan menunjukkan potensi besar bagi petani kopi Garut dalam mencapai kemandirian ekonomi.