Pemimpin partai Vox Spanyol Santiago Abascal mengatakan pengungsi Ukraina, selain migran Muslim, harus disambut di Spanyol. Menurutnya, para pengungsi Muslim berniat mengacaukan dan menjajah Eropa.
“Siapa pun dapat membedakan antara mereka (pengungsi Ukraina) dan invasi pria muda Muslim yang telah meluncurkan diri mereka sendiri ke perbatasan Eropa dalam upaya untuk mengacaukan dan menjajahnya,” kata Santiago Abascal di parlemen, dilansir dari Anadolu Agency, Rabu (2/3/2022).
Pemimpin partai sayap kanan itu dengan tegas mengutuk perang Rusia di Ukraina dan bersikeras banyak sekutu Putin berada dalam koalisi pemerintah progresif Spanyol. Namun saat perang pecah, posisi partai Vox tidak begitu jelas.
Di wilayah Aragon, politikus Vox menolak mendukung teks yang mengutuk agresi Rusia di Ukraina karena mereka tidak ingin berimprovisasi. Selama akhir pekan, dua pemimpin Vox di daerah kantong Spanyol Ceuta juga mendukung Presiden Rusia Vladimir Putin meskipun mereka kemudian menarik kembali pernyataan mereka.
Pada 2015, Abascal mengutip Putin dalam tweet yang mengatakan: “Kami akan pergi ke ujung dunia untuk menemukan Anda, dan di sana, kami akan membunuh Anda,” ujarnya.
Tapi sekarang, pemimpin sayap kanan lebih tertarik membandingkan dirinya dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy. “Untuk Putin, (mantan pemimpin Pedemo) Pablo Iglesias dan sekutu (Perdana Menteri Pedro) Sanchez, pria ini adalah neo-nazi. Bagi dunia bebas, dia adalah contoh, pahlawan dan patriot,” tweet Abascal.
Dukungan bagi Vox telah meningkat tajam dalam beberapa pekan terakhir. Bahkan, mengancam akan meloloskan Partai Populer kanan-tengah, yang sedang mengalami krisis besar karena pertikaian internal.
Tetapi Abascal dan sekutunya seperti Marine Le Pen dari Prancis, Matteo Salvini dari Italia dan bahkan mantan presiden AS Donald Trump telah mendapat kecaman keras dalam beberapa hari terakhir karena dukungan vokal mereka terhadap Putin di masa lalu.