Harga minyak mentah dunia telah menembus angka USD 110 per barel. Hal ini pun direspons oleh Pertamina dengan menaikkan harga BBM non subsidi jenis Pertamax Turbo, Dexlite, dan Dex.
Mengenai hal itu, pengamat Ekonomi dan Energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi mengatakan bahwa keputusan Pertamina adalah tepat. “Itu saya kira tepat, karena proporsi hanya 5 persen dan pengguna Pertamax ke atas itu orang kaya yang menggunakan mobil-mobil bagus,” jelas Fahmy kepada JawaPos.com, Jumat (4/3).
Jadi, mereka pun tidak akan menurunkan standar dari penggunaan, misalnya RON 98 yaitu Pertamax Turbo ke RON 90 seperti Pertamax. Sebab, performa dari ruang pembakaran mesin mobil akan berkurang.
“Sehingga kalau itu naik, tidak mungkin dia pindah ke Pertamax atau Pertalite, karena mobil bagus itu tentu memakai bahan bakar yang lebih baik,” kata Fahmy.
Apalagi, hal ini juga merespons dari kenaikan minyak mentah dunia. Jika tidak dinaikkan, maka beban anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) juga akan ikut meningkat.
“Jadi saya kira keputusan Pertamina menaikkan Pertamax Turbo, Dexlite dan Dex itu cermat, tepat, dan cerdik,” tutup Fahmy.