Kediri, Memo
Pertamina Kediri merilis bahwa masyarakat di Kediri paling banyak menggunakan
elpigi subsidi 3 Kg. Dari data yang ada sebanyak 89 prosen menggunakan tabung bersubsidi.
Banyaknya prosentase penggunaan elpigi 3 Kg tersebut tidak sebanding dengan strata sosial
dan tingkat keminskinan di Kediri.
Logikanya, penggunaan tabung elpigi bersubsidi hanya digunakan oleh masyarakat
berpenghasilan rendah. Sebab, tabung 3 kg tersebut memang tabung bersubsidi dan
peruntukannya bukan untuk pegawai dan pelaku UKM.
GM Pertamina MOR V Ageng Giriyono, membenarkan jumlah penggunaan tabung elpigi 3 kg
sangat tinggi. Namun, pihaknya menolak dianggap akan mengurangi jumlah tabung tersebut. ”
Kalau pengurangan elpigi 3 kg tidak ada.Tidak ada kaitannya dengan pengurangan. Pertamina
tetap mendistribusikan sesuai permintaan masyarakat,” katanya.
Ageng Giriyono, ketika di Pendopo Kabupaten Kediri, saat ditanya apakah ini upaya
Pertamina melakukan pengurangan kuota Elpiji Subsidi? Ageng mengaku tidak akan ada
pengurangan jumlah elpiji subsidi 3 Kg untuk wilayahnya yang mencakup Jawa Timur, Bali, NTT
dan NTB, terutama Kediri.
“Pertamina merupakan BUMN, pengurangan itu hak pemerintah, namun kami hanya
mempersiapkan diri terhadap hal-hal terkait subsidi BBM, seperti yang terjadi seperti
pertalite dan premium,” ucap Ageng.
Pertamina kini meluncurkan tabung elpigi non subsidi 5,5 kg. 1 Tabung elpiji non
subsidi jenia Bright Gas kemasan 5,5 Kg dibanderol harga Rp 297 ribu untuk tabung baru, dan
isi ulang dijual dengan harga Rp 57 ribu. ( red)