Dialog ini diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia dan Kementerian Kelautan dan Perikanan Korea Selatan, sebagai platform penting untuk membahas isu-isu maritim dan mencari solusi inovatif dan berkelanjutan.
Kerja sama ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga mendukung upaya global dalam menjaga keberlanjutan ekosistem laut.
Delegasi Indonesia dipimpin oleh Jodi Mahardi, Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi, Kemenko Marves, dalam 4th BMD. Selain itu, hadir juga perwakilan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, Bapenas, BMKG, Pelindo, serta kelompok Pertamina, termasuk PT Pertamina (Persero), Pertamina Hulu Energi, Pertamina International Shipping, dan Pertamina Gas.
Aris Mulya Azof, Chairman Indonesia Gas Society, mengungkapkan bahwa Pertamina Gas ingin memanfaatkan aset dan terminal Arun dalam mengembangkan bisnis, termasuk menjadikan Arun sebagai LNG & LPG Hub terminal. Menurutnya, gas memiliki prospek yang cerah sebagai energi transisi, dengan LNG akan mendominasi pasar domestik dan regional di masa depan.
“Arun memiliki posisi strategis di Zona Ekonomi Eksklusif dan fleksibilitas operasional yang memberikan keunggulan kompetitif,” kata Aris pada Jumat (14/6).
Pertamina Gas Jajaki Peluang Bisnis LNG Hub Terminal di Arun, Indonesia
Pada acara BMD yang diselenggarakan di Busan, Pertamina Gas menyoroti pentingnya Arun sebagai lokasi strategis untuk pengembangan infrastruktur LNG. Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis, Agung Indri Pramantyo, menggarisbawahi bahwa proyek Perta Arun Gas, sebagai bagian dari strategi Pertagas, bertujuan menjadikan Arun sebagai pusat layanan migas yang kompetitif secara global.