“HVO berpotensi menurunkan emisi karbon hingga 85% dan mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 90%. Ini menjadikannya solusi energi yang sangat ramah lingkungan dan mendukung pencapaian target Net Zero Emission pada tahun 2060. Selain itu, HVO dapat digunakan langsung pada mesin diesel tanpa perlu modifikasi, sehingga diharapkan dampak positif terhadap lingkungan dapat diperluas dan mendukung transisi energi bersih, terutama di sektor industri,” jelas Maya Kusmaya.
Selain fokus pada HVO, Pertamina Patra Niaga dan PT Sojitz Indonesia juga menjajaki berbagai potensi pengembangan energi terbarukan lainnya. Ini termasuk penyediaan bahan baku seperti UCO (Used Cooking Oil) dan POME (Palm Oil Mill Effluent), serta pengembangan carbon credit.
CEO PT Sojitz Indonesia, Seiji Itagaki, menyatakan bahwa kolaborasi ini merupakan tonggak penting dalam upaya mendukung tujuan bisnis berkelanjutan bagi kedua perusahaan. Ia menambahkan, “Sojitz Indonesia berkomitmen untuk berkontribusi secara signifikan dalam menjalankan upaya bisnis secara berkelanjutan. Kerja sama dengan Pertamina Patra Niaga adalah langkah penting menuju pencapaian pengurangan emisi karbon di Indonesia.”
Rudi Kurniawan, Koordinator Kapasitas Nasional dan Jaminan Kualitas SKK Migas, juga memberikan apresiasi terhadap kerjasama ini. Rudi menambahkan bahwa uji coba produk HVO telah berhasil dilakukan di salah satu Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Pertamina EP Field Cepu. Ini merupakan salah satu bentuk pembinaan produk dalam negeri dan diharapkan dapat diimplementasikan lebih luas di berbagai sektor hulu migas di masa depan.
Pertamina Patra Niaga dan PT Sojitz Indonesia Jalin Kemitraan Strategis untuk Transisi Energi dan Pengurangan Emisi Karbon
Kerjasama antara Pertamina Patra Niaga dan PT Sojitz Indonesia menandai langkah penting dalam upaya global untuk mengurangi emisi karbon dan mendukung transisi energi yang lebih bersih. Dengan fokus pada penggunaan Hydrotreated Vegetable Oil (HVO) sebagai solusi energi ramah lingkungan, kedua perusahaan berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon hingga 85% dan emisi gas rumah kaca hingga 90%. Inisiatif ini juga mendukung pencapaian target Net Zero Emission pada tahun 2060 dan menunjukkan potensi HVO untuk digunakan secara langsung pada mesin diesel tanpa modifikasi.